Inilah Strategi Agustin Iswar Kurangi Stunting di Kota Semarang

photo author
- Kamis, 24 Oktober 2024 | 23:16 WIB
Inilah Strategi Agustin Iswar Kurangi Stunting di Kota Semarang. /otongfajari/kontenjateng)
Inilah Strategi Agustin Iswar Kurangi Stunting di Kota Semarang. /otongfajari/kontenjateng)

KONTENJATENG.COM, - Paslon Wali Kota dan Wakil Wali kota Semarang, Agustina Wilujeng dan Iswar Aminuddin (Agustin Iswar), memandang serius masalah stanting.

Meski program penanganan stunting di Kota Semarang terbilang cukup berhasil karena saat ini, angka stunting masih tersisa 867 kasus.

Jumlah tersebut sudah menurun drastis dibandingkan tahun sebelumnya, yang mana terdapat 1300-an kasus stunting pada akhir tahun 2023

Menyikap hal tersebut, Agustin mengatakan ada keluhan dari praktisi stunting dari beberapa perguruan tinggi, yang masih melihat ada warga yang kurang terlayani.

Baca Juga: Mbak Ita Kembali Ingatkan ASN Jaga Netralitas Jelang Pilkada

“Kadang-kadang soal stunting ini supaya kita bisa mencapai apa yang ditargetkan oleh pemerintah pusat dan provinsi membuat kita lupa pada koor pelayanan,” ujarnya di hadapan civitas akademika Universitas Katolik Soegijapranata (Unika) dalam agenda Pendidikan Politik pada Rabu (23/10/2024).

Ia mengatakan fokus yang terlalu berat terhadap target angka menimbulkan pelayanan yang kurang terukur, karena pemerintah pada akhirnya hanya fokus di wilayah tengah kota.

“Sehingga pelayanan kesehatan yang kita lakukan tidak terukur. Maka secara adminsitratif solusinya adalah pengintegrasian data mulai dari rumah sakit, puskesmas, poliklinik, dan posyandu,” tuturnya.

Namun begitu, Agustin juga merasa tidak cukup hanya dengan pengntegrasian administrasi. Menurutnya, perlu juga keterlibatan RT dan RW dalam melakukan deteksi masalah stunting dengan dana kas RT Rp25 juta per tahun.

Baca Juga: Reuni dengan RW 14 Tambaklorok, Iswar Aminuddin Bangga dengan Kemajuan Lingkungan Warga

“Tapi apakah integrasi administrasi saja cukup? Tentu tidak, maka kita harus melibatkan seluruh masyarakat sampai tingkat RT untuk mencari penderita stunting. Apalagi kita ada program 25 juta per tahun per RT,” tuturnya.

Dengan dana itu, Agustin mengatakan, pihaknya tinggal mengedukasi soal penanganan stunting kepada semua masyarakat. Karena baginya urusan stunting bukan hanya urusan rumah sakit, puskesmas, poliklinik, dan posyandu.

Kemudian dijelaskan pula ada anak-anak yang stunting tidak terjamah karena keterbatasan akses yang dimiliki masyarakat, serta keterbatasan tenaga pemantau dari pemerintah.

“Nah peran masyarakat sekitar sangat penting untuk ikut berkontribusi memberi laporan,” tuturnya.

Baca Juga: Jadi Prioritas Visi Misi, Warga Muktiharjo Kidul Andalkan Agustin dan Iswar dalam Penanganan Banjir

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Otong Fajari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X