"Hal-hal semacam itu terjadi di semarang, dengan nilai APBD lumayan, mestinya bisa mengurusi hal-hal yang mendasar," ujarnya.
Adin berharap Wali Kota yang terpilih nantinya bisa mengerti permasalahan Semarang. Terutama soal kesenian dan kebudyaan.
"Kita ga barharap wali kota yang super pintar dan serba tau, tapi cukup yang punya empati, peduli dan mau mendegar," ujar Adin.
Sementara itu, Agung Hima, salah satu seniman teater di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang mengungkapkan harapannya untuk Pilwakot 2024. Menurutnya, sosok yang dibutuhkan warga ialah yang memiliki rekam jejak dan pengalaman memimpin.
Menurutnya, pengalaman memimpin sangat penting dimiliki oleh seorang calon wali kota. Karena dalam membangun kota serta menyelesaikan berbagai persoalan, dibutuhkan keterampilan mengambil keputusan dan manajemen organisasi.
Baca Juga: Sosialisasi 4 Pilar, Yoyok Sukawi Contohkan Pengaplikasian Jelang 17 Agustus
"Yang jelas harus sudah berpengalaman, karena dengan manajemen yang bagus yang bisa mengayomi banyak orang terus memberikan solusi persoalan-persoalan masyarakat Kota Semarang, itu sangat penting sekali," katanya.
Diketahui, Pilkada Kota Semarang akan dilakukan secara serentak pada 27 November 2024.
Hingga saat ini, baru A.S Sukawijaya atau Yoyok Sukawi yang memastikan diri mencalonkan diri menjadi Wali Kota Semarang.
Yoyok Sukawi diusung koalisi Partai Demokrat (6 kursi), PKS (6 kursi), PKB (5 kursi), PAN (1 kursi), Nasdem (1 kursi) dan PPP (1 kursi) total 20 kursi DPRD Kota Semarang.
Selain itu, Partai Golkar (4 kursi) dan PSI (5 kursi) akan mengusung Dico Ganinduto. Bupati Kendal itu masih membutuhkan satu kursi untuk bisa mendaftar.
Sementara PDIP dan Partai Gerindra hingga saat ini belum memutuskan akan mengusung kadernya sendiri atau berkoalisi.