Hal ini menandakan minat sektor periklanan di kawasan Bandara Ahmad Yani Semarang juga ikut meredup.
“Disini kan sewanya mahal, pemilik reklame dan videotron pasti membayar lebih mahal. Tapi hasilnya gak ada, kan kasihan. Mudah-mudahan pihak bandara bisa memahami dan bergerak dengan membuat gebrakan supaya sektor bisnis bergairah,” tambah pemuda asal Semarang ini.
Andi Irawan, seorang calon penumpang dari Jakarta, turut memberikan pandangannya.
Ia mengakui dari segi infrastruktur, fasilitas, dan lokasi, Bandara Ahmad Yani Semarang mengalami kemajuan yang sangat signifikan.
“Dibanding dulu, bandara ini jauh lebih baik dan nyaman. Tapi memang jumlah penumpang sekarang terasa lebih sedikit,” katanya.
Ia yang sering berkunjung ke Semarang melihat sendiri bagaimana kondisi bandara yang tak seramai bandara-bandara lainnya.
Untuk diketahui, di lingkungan bandara A Yani Semarang terdapat titik baliho reklame dan videotron.
PT Alumaga adalah satu-satunya partnership dalam pengelolaan periklanan Bandara A Yani Semarang dari Tahun 2019 baik outdoor maupun indoor.
Baca Juga: Perkuat Silaturahim, Program Studi Doktor Sistem Informasi UNDIP Gelar Gathering
Tahun 2019 saat itu status Bandara A Yani Semarang adalah Bandara Internasional, namun saat ini turun menjadi bandara domestik.
“PT Alumaga masih menjadi partnership pengelolaan iklan di Bandara A Yani Semarang,” ujar Stakeholder Relation Department Head PT Angkasa Pura Indonesia Kantor Cabang Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang, Ahmad Zulfian Noor saat dikonfirmasi.
Zulfian juga menambahkan, pihaknya terus mendorong para tenant untuk meningkatkan omset dengan berbagai program diantaranya tematik event.
”Kami terus mendorong dan berupaya supaya para tenan bisa meningkatkan omset salah satunya dengan tematik event, kita siapkan musik di lobby. Kami juga siapkan tim khusus pembinaan para tenan,” tambah Zulfian.