KONTENJATENG.COM - Karena merasa kecewa dengan sistem pembagian lapak yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan Kota Semarang, puluhan perwakilan pedagang Pasar Johar yang rencananya akan menggelar aksi diterima langsung Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, Kamis (30/9/2021).
Dalam pertemuan tersebut, Hendi, panggilan akrab Wali Kota Semarang itu mendengarkan keluh kesah para pedagang pasca pengundian lapak. Kebanyakan para pedagang mengeluhkan kecilnya lapak yang diterima dan jumlah lapak yang tidak sesuai.
Menanggapi hal tersebut, Hendi, menegaskan kondisi Pasar Johar saat ini berbeda dengan Johar saat sebelum kebakaran. Karena pasar Johar adalah bangunan cagar budaya sehingga dilindungi oleh Undang-undang.
Baca Juga: Operasi Patuh Candi 2021, Satlantas Polrestabes Semarang Razia Vaksin
Baca Juga: Dukung PON XX Papua, BNPB Bagikan 5.000 Masker di Bandara Internasional Sentani
"Makanya saya minta pedagang Legowo dan bisa menempati sesuai dengan aturan dan tata cara sesuai perundang-undangan," katanya.
Hendi juga memberikan solusi kepada pedagang yang belum mendapat jatah lapak, nantinya bisa menempati Shopping Center Johar (SCJ). Sedangkan bagi pedagang grosir sembari menunggu Pasar Rejomulyo selesai di renovasi, sementara bisa menempati Relokasi MAJT terlebih dahulu.
"Jadi kita tetap akomodir bagi pedagang yang belum mendapat tempat. Nantinya jika masih banyak yang mau memakai di MAJT maka akan kita perpanjang kontraknya," ungkapnya.
Meski demikian, Hendi tetap memberikan deadline atau batas waktu bagi pedagang yang sudah mendapat lapak untuk bisa segera menempati lapak barunya. Hendi menyebut paling lambat tanggal 10 Oktober semua pedagang yang telah mendapat lapak bisa segera masuk.
"Saya deadline sampai 10 Oktober harus sudah masuk semua bagi yang sudah dapat nomer lapak di Johar Utara, Tengah dan Kanjengan," tuturnya.
Sementara itu, Ketua PPJP Johar, Surahman dalam audiensinya menyampaikan apa yang selama ini dikeluhkan pada pedagang seperti masalah zonasi, pembagian lapak yang dinilai tidak adil. Namun dalam audiensi tersebut, semua masalah dan keluhan tersebut bisa terjawab semua.
Pihaknya mengakui jika perlakuan Pasar Johar sekarang berbeda dengan yang dulu. "Cagar budaya memang tidak bisa sembarangan," kata Surahman.
Selain itu nantinya akan didirikan posko di Johar Tengah untuk mengakomodir para pedagang yang masih kurang jelas terkait dengan lapak yang diterima.
Baca Juga: Terjunkan Mobil Satelit, BPNB Fasilitasi Komunikasi Satgas Prokes PON XX Papua
"Misalnya dulunya dapat kios sekarang dapat los mungkin karena salah Upload di e Pendawa maka nanti kita bisa beri arahan," paparnya.
Surahman berharap pedagang yang masuk seharusnya adalah pedagang la terlebih dahulu.
"Tujuan kita adalah untuk cari solusi agar pedagang bisa tenang berjualan dan bisa melanjutkan hidup," pungkasnya. ***