Gelar Pelatihan, Perkumpulan Seni dan Budaya Sobokarti Perkenalkan Batik Semarangan Kepada Milenial

photo author
- Sabtu, 2 Oktober 2021 | 22:03 WIB
Sobokarti Populerkan Kembali Batik Semarangan Bagi Milenial/Ambar Adi Winarso/portaljepara.pikiran-rakyat.com/
Sobokarti Populerkan Kembali Batik Semarangan Bagi Milenial/Ambar Adi Winarso/portaljepara.pikiran-rakyat.com/

KONTENJATENG.COM - Perkumpulan seni dan budaya Sobokarti Semarang menggelar workshop pelatihan membatik untuk milenial. Hal ini bertujuan untuk mempopulerkan kembali batik Semarangan kepada kaum milenial.

Pelatihan sendiri digelar bertepatan dengan momentum hari batik nasional, 2 Oktober 2021. Sebanyak 16 peserta pelatihan digembleng untuk belajar mencanting, memahami corak batik Semarangan sampai mahir di Gedung Sobokarti.

“Pelatihan ada 16 peserta kebanyakan milenial, hanya saya yang paling tua,” kata Dodo Budiman, mentor melatih pembatik milenial di Gedung Sobokarti, dikutip dari portaljepara.pikiran-rakyat.com, Sabtu 2 Oktober 2021.

Baca Juga: Jadwal Vaksin Covid 19 Gratis di Klaten Senin 4 Oktober 2021, Cek Link Pendaftarannya

Dodo Budiman menjadi, pembatik dari Kampung Batik Djadoel Semarang ikut jadi peserta pelatihan membatik angkatan pertama.

Menurutnya, dia mendapat ilmu membatik yang baru dia dapatkan oleh mentor seniman Sobokarti.

Ilmu itu tidak bisa didapatkan di tempat lain tentang batik Semarangan, bahkan pelatihan ini tergolong efektif karenan hanya 20 hari.

Biasanya, kata Dodo yang sudah tahu mencanting, jika pelatihan di BLK akan memakan waktu sampai dua bulan untuk bisa mencanting.

Pelatihan selama 20 hari telah digelar pada bulan September 2021 kemarin.

“Dilatih dari A-Z tentang membatik, semua peserta adalah mereka yang belum pernah sekalipun pegang canting,” katanya.

Baca Juga: Jadwal dan Lokasi Vaksin Kota Semarang Tanggal 4-5 Oktober 2021, Cek Link Pendaftarannya Di Sini

Para peserta juga adalah para milenial yang memang benar-benar terpanggil hatinya untuk belajar mendalami batik Semarangan. Untuk lebih pandai dan lebih tahu tentang batik.

Ilmu yang didapat tidak hanya belajar membatik motif Semarangan, lebih dari itu, juga dikenalkan motif klasik, ciprat, dan kontemporer.

“Kita belajar klasik semarangan dulu, lalu kontemporer bebas dan ciprat yang mengadopsi untuk dimodifikasi,” katanya.

Hasilnya, bermacam produk batik hasil pelatihan melahirkan beragam motif Semarangan yang telah termodifikasi baik dari klasik, ciprat, kontemporer atuau gabungan modifikasi ketiganya, tanpa meninggalkan pakem Semarangan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Arif Nugroho

Sumber: Portaljepara.pikiran-rakyat.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X