BREBES, Kontenjateng.com - Pernah dengar idiom bagai jamur di musim hujan? Yah.... jamur telah menjadi menu kuliner yang digandrungi masyarakat Indonesia. Itulah yang tengah digeluti Kang Mahali, Santri yang kini menekuni budidaya jamur hingga menembus ke Hongkong.
Dia merangkak dari pembibitan, memproduksi, hingga mengelola market dari bakal jamur, sate jamur dan Jamur Crispy. Meskipun awalnya, Santri Anidhom Nurul Hudha Brebes itu harus jatuh bangun dan mengalami kegagalan dengan kerugian yang besar. Namun kegagalan tersebut justru membuatnya terlecut untuk terus menekuni budidaya jamur.
“Awalnya, saya gagal beberapa kali dalam budidaya jamur ini,” ungkap Mahali mengawali perbincangan dengan penulis di rumah produksinya, di RT 04/RW IV Desa Dukuhtengah, Ketanggungan, Brebes, Selasa (20/10).
Mahali yang lahir di Brebes 8 April 1978 itu berkeyakinan, tantangan apapun harus dilalui untuk mencapai tujuan. Termasuk dalam bisnis pembudidayaan jamur, dia gigih untuk bisa sukses. Pasalnya, kebutuhan jamur sebagai makanan ringan dan sayur sangat dibutuhkan masyarakat, terutama di wilayah Kecamatan Ketanggungan.
Menurutnya, kebutuhan jamur di Pasar Ketanggungan ternyata dipasok dari Purwokerto dan Kuningan Jawa Barat. Jadi, sesampainya di pasar Ketanggungan sudah layu. Membaca peluang yang prospek, Mahali pun akhirnya fokus budidaya jamur untuk memasok kebutuhan jamur di daerahnya.
“Saya berusaha memenuhi kebutuhan Jamur untuk Ketanggungan, dan Alhamdulillah lancar,” ungkap suami dari Nur Utami.
Sebagai Santri, Mahali masuk pesantren di Ponpes Anidhom Nurul Huda Gamprit Brebes sejak kelas 1 SMA 1 Brebes. Sedangkan ketrampilan budidaya jamur, dia dapatkan ketika mondok di pesantren Rianatutholibin Majenang Cilacap.