khazanah

Kisah Tragis Nyai Dasima, Perempuan Peribumi Jadi Gundik dan Nyai di Jaman Belanda

Rabu, 25 Agustus 2021 | 18:22 WIB
Kisah Tragis Nyai Dasima, Perempuan Peribumi Jadi Gundik dan Nyai di Jaman Belanda./tankap layar youtube/RJL5/

KONTENJATENG.COM-Masih dalam suasana kemerdekaan kali ini alangkah baiknya kita untuk tidak melupakan sejarah dengan mengenang kilas balik sejarah perjuangan Indonesia Doelu.

Dimana banyak kisah-kisah perjuangan Indonesia baik dari rakyat kecil, pemimpin hingga pejuang bangsa. Dan salah satu kisah mengenai kengerian di masa penjajahan dulu adalah adanya kisah-kisah tragis para Nyai Gundik.

Sebagaimana dikutip kontenjateng.com melalui unggahan youtube RJL5, 14 Agustus 2021.

Baca Juga: Atasi Penademi Virus Corona, Desa Plelen Ikuti Lomba Kampung Zero Covid-19

Nyai adalah sebutan bagi seorang perempuan pengurus rumah tangga serta juga milik dari seorang pria Eropa. Selain itu Nyai juga harus memenuhi kebutuhan nafsu laki-laki Eropa dan menjadi ibu dari hasil hubungan tersebut.

Sedangkan pergundikan atau gundik adalah istri dari orang terhormat yang tidak resmi, perempuan peliharaan, atau selir.

Dan salah satu Nyai Gundik yang terkenal pada masa itu yakni Nyai Dasima. Dimana dirinya merupakan wanita simpanan milik dari orang inggris yang bernama Edward William.

Nyai Dasima menjadi legenda di Jakarta atas kisahnya karena bukan sekedar kisah cinta belaka.

Baca Juga: Baznas Semarang Beri Bantuan Dana Pendidikan Khusus Bagi Anak Yatim Terdampak Covid-19

 

 

Ini adalah kisah seorang Nyai (wanita yang dijadikan gundik tanpa dinikahi) dari Desa Kuripan, yang letaknya di sebelah kanan Ciseeng, setelah menempuh perjalanan dari Parung sejauh 10 km. Kisah Nyai Dasima terjadi di masa pemerintahan Inggris di Batavia (1811-1816).

Nyai Dasima adalah seorang gadis cantik nan bahenol yang akhirnya jadi istri simpanan tuan Edward William, salah seorang kepercayaan Letnan Gubernur Sir Thomas Raffles. Walaupun Dasima diperlakukan dengan baik oleh tuannya, tetapi dia rela dijadikan sebagai istri kedua Samiun, tukang sado dari Kwitang.

Nyai Dasima meninggalkan tuan Edward dan putrinya karena diguna-guna Samiun, melalui juru tenung bernama Mak Buyung. Dasima akhirnya memilih kawin dengan Samiun dan meninggalkan tuannya setelah diinsafkan bahwa kawin tanpa nikah (kumpul kebo) adalah suatu perbuatan sangat terlarang dalam Islam.

Baca Juga: 60 Sekolah di Kabupaten Kendal Gelar Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka

Halaman:

Tags

Terkini