Presiden Prabowo Subianto : Nggak Usah Khawatir, Ditegaskannya Polemik Panas Kereta Api Whoosh Jadi Tanggung Jawabnya

photo author
- Rabu, 5 November 2025 | 10:04 WIB
TANGGUNG JAWAB : Presiden Prabowo Subianto tegaskan ambil tanggung jawab soal polemik utang Kereta Api Whoosh. (Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)
TANGGUNG JAWAB : Presiden Prabowo Subianto tegaskan ambil tanggung jawab soal polemik utang Kereta Api Whoosh. (Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)

Baca Juga: Budi Arie Setiadi : Projo Bukan Singkatan dari Pro-Jokowi, Rencanakan Ganti Logo dan Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ingatkan Transportasi Tak Dihitung dengan Untung Rugi

Dalam kesempatan itu, Prabowo Subianto mengingatkan bahwa transportasi publik yang dibuat untuk masyarakat sebaiknya tak hanya dinilai dari untung ruginya.

“Semua transportasi publik di seluruh dunia itu jangan dihitung untung rugi, hitung manfaat, enggak, untuk rakyat. Di seluruh dunia begitu, ini namanya public service obligation,” jelasnya.

Hal senada juga sempat diungkap mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi), jika Kereta Api Whoosh merupakan layanan publik, sehingga tak diukur dari laba yang masuk.

''Transportasi massa, transportasi umum itu tidak diukur dari laba tapi diukur dari keuntungan sosial,” ucap Jokowi kepada wartawan di Mangkubumen, Solo, Senin 27 Oktober 2025.

''Social return of investment misalnya pengurangan emisi karbon, produktivitas masyarakat lebih baik, polusi berkurang, waktu tempuh yang bisa lebih cepat,'' paparnya.

Hal itu yang menurut Jokowi adalah keuntungan sosial yang didapatkan dari pembangunan transportasi publik.

Baca Juga: Ingin Dapat Ide dan Gagasan Murni Langsung dari Masyarakat, Fraksi PDIP DPRD Provinsi Jawa Tengah Gelar Seminar Bersama Elemen Masyarakat

Polemik Utang Whoosh

Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan, membeberkan bahwa proyek Kereta Api Whoosh ini awalnya Jepang yang menawarkan, dengan nilai proyek 6,2 miliar dolar Amerika.

Kemudian China menawarkan dengan 5,5 miliar dolar Amerika, yang selanjutya berkembang menjadi 6,07 miliar dolar Amerika. Di mana terdapat selisih sekitar 570 juta dolar Amerika.

Kerja sama pemerintah Indonesia kemudian berlanjut dengan China senilai 6,07 miliar dolar Amerika dan masih mengalami pembengkakan karena ada biaya cost overrun sebesar 1,2 miliar dolar Amerika, sehingga totalnya menjadi 7,27 miliar dolar Amerika.

Baca Juga: Polres Pekalongan Kota Identifikasi dan Tangkap Pelaku Perusakan Mesin ATM serta Pengambilan Uang Didalamnya saat Unjuk Rasa Akhir Agustus 2025

Dari total biaya tersebut, 75 persen pinjam dari China Development Bank dan 25 persen lainnya merupakan setoran modal pemegang saham, yaitu gabungan dari PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) sebanyak 60 persen dan Beijing Yawan HSR Co Ltd sebanyak 40 persen.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Arif Prayoga

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X