KONTENJATENG.COM, - Bencana banjir dan tanah longsor menjadi perhatian serius Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang menyusul adanya hujan dengan intensitas tinggi sejak Rabu (13/3/2024) sore hingga Kamis (14/32024) hingga menyebabkan banjir dan tanah longsor hingga pohon tumbang.
DPRD mengimbau Pemerintah Kota Semarang untuk serius mencari solusi terkait persoalan banjir mengingat banjir tahun ini dirasa cukup tinggi dan tersebar hingga enam kecamatan dan 40 kelurahan.
Demikian disampaikan Anggota Komisi C DPRD Kota Semarang, Gumilang Febriansyah, Minggu (17/3/2024). Menurutnya, banjir yang terjadi di Kota Semarang tahun ini karena dipengaruhi oleh faktor cuaca ekstrem, sehingga saluran air tidak mampu menampung intensitas curah hujan yang tinggi. Dampaknya terjadi banjir di mana-dimana dan merata di semua wilayah.
Baca Juga: Kota Semarang Dikepung Banjir, Karang Taruna Ikut Andil Bantu Para Korban
“Perlu pembuatan dapur umum dari mulai hari pertama banjir sampai beberapa hari ke depan. Ini untuk mendistribusian kebutuhan logistik. Selain itu kami dorong juga untuk meminta bantuan kepada pemerintah pusat, terkait penanganan sungai besar yang dangkal agar melakukan pengerukan secara rutin sungai BKT dan BKB. Karena memang sungai tersebut menjadi kewenangan pemerintah pusat yaitu Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana,” ujarnya.
Pihaknya juga terus mendorong agar Pemkot Semarang berkoordinasi dengan pemerintah pusat dalam upaya mempercepat penanganan dampak banjir.
“Pemkot harus pro aktif, karena tidak bisa selalu menunggu dari pemerintah pusat, apalagi dengan kondisi sungai yang sudah terlihat cepat dangkal saat musim kemarau. Kami juga mendorong pihak BBWS untuk menangani pendangkalan sungai untuk segera dikeruk,” katanya.
Baca Juga: Sambil Nunggu Buka Puasa, Berikut Daftar Situs Film Legal Terpopuler yang Bisa Anda Tonton
Di sisi lain, kata Febri, sapaan akrabnya, Pemkot Semarang juga didorong agar melakukan upaya penanganan dampak banjir mulai dari pengerukan sedimen saluran dan sungai kecil yang sudah dangkal. Khusus kali kecil, maupun selokan agar mampu menampung untuk kurangi dampak banjir saat hujan deras.
Secara terpisah, Pemkot Semarang akan menindak tegas pengembang perumahan yang tidak melakukan kajian teknis tata ruang dan tata bangunan. Seperti yang terjadi di Perumahan Grand Permata, Kelurahan Mateseh, Kecamatan Tembalang.
Perumahan yang lokasinya berbatasan langsung dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) Babon tersebut acap kali dilanda banjir limpasan, karena tanggul atau talutnya tidak sesuai kajian teknis yang dikeluarkan oleh Dinas Tata Ruang (Distaru) Kota Semarang.
Baca Juga: Berikut 30 Daftar Merk Kurma Israel yang Diharamkan MUI
Kepala Distaru Kota Semarang, Irwansyah mengatakan, para pengembang memiliki kewajiban untuk menyediakan keamanan bagi masyarakat yang menjadi penghuninya.
Sebelumnya, BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani kembali mengeluarkan adanya potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Jawa Tengah yang berlangsung pada 15-17 Maret 2024.
Sedangkan untuk potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Jawa Tengah, akan berlangsung hingga tanggal 18 Maret 2024. Masyarakat yang tinggal dan beraktifitas di wilayah rawan bencana diimbau untuk terus waspada dan siaga.(**)