KONTENJATENG.COM - Ribuan massa telah ramai berkumpul di Gedung Aswaja sejak siang hari, untuk menggelar aksi damai bertajuk #BoikotTrans7. Untungnya, cuaca mendung berlangsung pada saat itu, sehingga para santri dan santriwati yang hadir tetap duduk secara tertib dengan tenang dan memenuhi halaman Gedung Aswaja Kota Pekalongan.
Aksi mereka tersebut dilakukan karena merupakan tindak lanjut atas tayangnya program Expose Uncensored yang ditayangkan oleh Trans7, yang memiliki narasi diduga melecehkan pondok pesantren beserta kiai pengasuhnya.
Sejumlah spanduk kecaman kepada televisi swasta nasional tersebut, maupun spanduk dukungan terhadap ulama dan pesantren, dibentangkan di beberapa sudut. Mereka sepakat untuk menyerukan penolakan terhadap tayangan televisi yang dianggap melecehkan martabat dunia pesantren.
Selain itu, menuntut agar Trans7 melayangkan permintaan maaf secara langsung kepada Ponpes Lirboyo.
Baca Juga: ESI Kota Pekalongan Perdana Gelar Mobile Legends Tournament, Diikuti 32 Tim Peserta se-Jawa Tengah
''Tayangan itu sangat menciderai marwah para kiai, santri dan pesantren. Kami minta agar tayangan tersebut dihapus dan mengimbau kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk memberikan sanksi kepada program acara yang melecehkan dunia pesantren itu,'' ujar H Muhtarom yang merupakan mantan Ketua PCNU Kota Pekalongan, di Halaman Gedung Aswaja Kota Pekalongan, Rabu 15 Oktober 2025.
Aksi ini turut dihadiri jajaran Forkompinda Kota Pekalongan. Mulai dari Wali Kota Pekalongan HA Afzan Arslan Djunaid, Ketua DPRD Kota Pekalongan M Azmi Basyir, Kapolres Pekalongan Kota AKBP Riki Yariandi, Dandim 0710/Pekalongan Letkol Arm Ihalauw Garry Herlambang, Ketua Pengadilan Negeri (PN) Pekalongan, dan Kepala Kejaksaan Negeri.
Aaf, sapaan akrab Wali Kota Pekalongan, mengapresiasi tindakan santri dan ulama di Kota Batik yang memilih jalan damai dalam menyampaikan aspirasi dengan menggelar aksi di halaman Gedung Aswaja Kota Pekalongan.
Baca Juga: Dinkop dan UMKM Jateng Diminta Tuntaskan Kasus Uang Nasabah BMT Mitra Umat yang Belum Cair, DPRD dan Pemkot Pekalongan Bantu Kawal Penyelesainnya
''Kota Pekalongan selama ini dikenal sebagai Kota Santri. Alhamdulillah para santri menanggapi polemik ini dengan cara yang bijak dan kondusif,'' papar orang nomer satu di Kota Pekalongan ini.
Aaf mengutarakan jika Pemerintah Kota Pekalongan mendukung penuh sembilan tuntutan santri dan ulama yang ditujukan kepada Trans7 dan pihak-pihak terkait. Di antaranya, meminta klarifikasi terbuka dan pencabutan izin siar terhadap tayangan yang dianggap melecehkan pesantren.
''Kami satu pandangan. Sebagai kota dengan kultur santri yang kuat, kami ikut merasakan keresahan masyarakat terhadap tayangan yang tidak menghormati nilai-nilai keagamaan,” tegasnya.
Semula aksi akan digelar di depan Trans Mart, itu sangat rawan sekali kalau sampai ditunggangi pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Langkah pengalihan lokasi aksi dari depan Transmart ke Gedung Aswaja, perlu dilakukan demi menjaga keamanan serta kondusifitas, dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
''Kami bertemu dengan beberapa alumni ponpes dan Ketua PCNU pula, kami arahkan untuk aksi di Gedung Aswaja saja. Alhamdulillah berjalan lancar,'' terang dia.
Sementara itu, koordinator lapangan aksi ribuan santri, MH Habib mengatakan gerakan ini bukan sekadar protes terhadap satu stasiun televisi, tetapi panggilan moral seluruh santri Nusantara untuk menjaga kehormatan pesantren dan kiai.
Artikel Terkait
Ribuan Jamaah Hadir Saat Puncak Maulid Akbar di Kanzus Sholawat, Habib Jindan Berpesan Hilangkan Kebencian, Permusuhan, dan Jaga Persaudaraan
Ini Alasan Kenapa BBM Masih Kosong di SPBU Swasta, Padahal Sudah Ada Kesepakatan dengan Pertamina dan Kargo Sudah Tiba
Timnas Garuda Siap Hadapi Green Falcons di Round 4: Indonesia Berharap Kesembuhan Ole Romeny, Saudi Cemas usai Salem Al Dawsari Cedera
Menpora Erick Thohir Usulkan Dana Pensiun Atlet dan Pelatih Berprestasi, Menkeu Minta Kajian Komprehensif dan DPR Diminta Ikut Mengawal
Generasi Muda Diajak Turut Serta untuk Teruskan Perjuangan dan Amalkan Nilai Pancasila, serta Selalu Menjadikannya Pandangan Hidup Bangsa
Peristiwa Pertempuran 3 Oktober 1945 Pekalongan, Menjadi Saksi Kegigihan Para Pejuang dalam Mendorong Kemerdekaan dan Mengusir Penjajahan Jepang
Dukung Pengembangan Produk-Produk UMKM, Pemkot Pekalongan Fasilitasi Sertifikasi Halal bagi Sejumlah Pelaku UMKM di Kota Batik
Dinkop dan UMKM Jateng Diminta Tuntaskan Kasus Uang Nasabah BMT Mitra Umat yang Belum Cair, DPRD dan Pemkot Pekalongan Bantu Kawal Penyelesainnya
ESI Kota Pekalongan Perdana Gelar Mobile Legends Tournament, Diikuti 32 Tim Peserta se-Jawa Tengah