KONTENJATENG.COM - Warga di RW 08 Kampung Baru, Kelurahan Panjang Wetan, Kota Pekalongan mengeluhkan air PDAM yang tidak bersih dan diduga terkontaminasi zat berbahaya bagi tubuh.
Hal tersebut diketahui, setelah ratusan warga di wilayah itu mengalami infeksi kulit massal dan gatal-gatal di seluruh tubuhnya.
Ketua RW 08 Kampung Baru, Kelurahan Panjang Wetan, Nur Cahyani mengungkapkan pada mulanya hanya sedikit warga saja yang terkena infeksi kulit dan gatal-gatal (kedik). Namun setelah itu, jumlahnya menjadi semakin bertambah banyak.
''Kalau jumah warga menderita gatal-gatal ada banyak mas, bahkan sekarang mungkin hampir keseluruhan warga di RW 08. Jumlah KK di sini saja ada 200 orang lebih,'' ujar dia.
Akibat kejadian ini, warga kemudian menggelar aksi demo ke PDAM. Menurut Nur Cahyani, warga mengira setelah diprotes permasalahan akan mereda dan pihak PDAM segera melakukan perbaikan sehingga membuat air kembali normal.
Namun ternyata yang terjadi malah kondisinya justru bertambah semakin parah.
Ditambahkannya, kekesalan warga memuncak lantaran pada saat Ramadan dan lebaran, air PDAM berubah warna menjadi kuning keruh. Tidak hanya itu, kalau air dibiarkan mengendap maka banyak gumpalan dan di permukaan air muncul lapisan tipis yang berminyak.
''Hal yang membuat jengkel, tiap ada petugas kontrol air dari PDAM maka yang keluar dari keran bersih seperti terlihat normal. Namun saat tidak sedang dikontrol, air berubah jadi kuning keruh. Ini membuat kita semua heran,'' papar dia.
Berdasarkan pendataan awal, ratusan warga yang menderita penyakit gatal atau kedik hanya terjadi pada pelanggan PDAM saja. Sedangkan warga yang masih memanfaatkan air sumur, tidak ada yang terjangkit penyakit gatal.
''Kami sudah laporkan ke Lurah Panjang Wetan saat ada kegiatan di sini. Beliau sudah meneruskan langsung ke PDAM, namun tidak pernah direspon secara baik,'' kata dia.
Bahkan, dirinya selaku Ketua RW 08 Kampung Baru, Kelurahan Panjang Wetan juga sudah mendatangi kantor PDAM. Tetapi lagi-lagi tidak mendapatkan kejelasan solusi. Paska demo, imbuh Nur cahyani, air sempat ada perubahan namun hanya sebentar, kemudian kualitas air kembali buruk.