Dia berharap, Bank Sampah Sakinah ini bisa menginspirasi bank sampah lainnya yang sempat berhenti sejak Covid agar bangkit lagi.
''Untuk Kota Pekalongan, saat ini ada 30 unit bank sampah termasuk komunitas, kemudian satu bank sampah induk di Kertoharjo,'' papar Sri Budi Santoso.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kota Pekalongan, Inggit Soraya yang turut hadir memberikan pengarahan dan melakukan pembukaan acara tersebut, menyampaikan, bank sampah perlu digiatkan kembali karena memiliki peran besar dalam pengelolaan sampah di Kota Pekalongan.
''Harapannya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terus bisa membimbing dan mengedukasi agar bank sampah bisa aktif lagi di Kota Pekalongan. Ini karena bank samph sempat mengalami mati suri setelah pandemi Covid-19,'' ucap Inggit Soraya.
Tidak hanya itu, pengelolaan sampah yang ada di bank sampah turut menjadi bagian dari salah satu indikator ''Aku Hatinya PKK'', yang dilombakan setiap tahun antar kelurahan di tingkat kota.
Inggit Soraya berharap, keberadaan bank sampah yang aktif bisa menjadi penyemangat untuk menang, karena memang menjadi salah satu syarat untuk dapat juara.
''Harapannya, setiap RT ada bank sampah, kalaupun tidak minimal di tingkat RW. Selain itu, TP PKK juga harus aktif membina di masing-masing tingkat RW untuk mengaktifkan lagi bank sampahnya,'' jelas dia.
Inggit Sorya pun menyebut jika bank sampah harus dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam memilah sampah sebelum dibuang ke TPS maupun Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Degayu.
Misalnya dengan cara mengumpulkan sampah-sampah anorganik agar bisa disetorkan ke bank sampah.
''Ini sekaligus menciptakan peningkatan ekonomi lokal, dengan mengumulkan barang daur ulang dari sampah anorganik untuk dibawa ke bank sampah. Hanya saja, ini bisa berhasil kalau masyaakatnya memiliki mindset positif akan sampah. Jadi jangan sampai beranggapan jika sampah itu kotor, bau, dan jorok. Pikiran seperti itu harus dihilangkan,'' terang dia.***