KONTENJATENG.COM - Estafet kepemimpinan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Pekalongan terus berlanjut, setelah Trias Purwadi (iNews Pantura) menyerahkan kepemimpinannya pada Kuswandi (Suara Merdeka Network).
Trias Purwadi merupakan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Pekalongan yang telah menjabat selama dua periode yakni 2018-2021 dan 2021-2024, yang kemudian di periode 2024-2027 digantikan Kuswandi.
Di periode yang baru ini, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Pekalongan diminta untuk terus menjaga marwahnya selaku insan pers yang mewartakan kabar kepada masyarakat luas secara faktual.
''Jaga marwah Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dengan pemberitaan-pemberitaan yang positif, dan riil sesuai dengan kejadian yang ada. Jangan ditambahkan atau dikurangi, maupun dibuat narasi-narasi yang justru menjadikannya kontroversi di masyarakat,'' ujar Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid, usai melantik pengurus PWI di Hotel Dafam Pekalongan, Sabtu 31 September 2024.
Menurut Aaf, sapaan sehari-hari Wali Kota Pekalongan, PWI dari waktu ke waktu telah menunjukkan keguyubannya, khususnya pada masa transisi kepindahan dari pengurus lama ke pengurus yang baru.
"PWI sudah bersinergi bukan hanya dengan Pemerintah Kota Pekalongan dan Forkopimda saja, melainkan juga dengan organisasi lainnya. Terbukti dukungan kepada PWI Kota Pekalongan luar biasa, yang dapat terlihat dari banyaknya ucapan selamat dari berbagai instansi. Ditambah dengan adanya dukungan dari PWI Provinsi Jawa Tengah,'' terang Aaf.
Sementara itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jateng, Amir Machmud NS mengatakan, saat ini yang perlu dikuatkan pada wartawan adalah penanaman etika. Ini penting karena tantangan ke depan dan godaannya sangat berat. Terutama dalam hal bagaimana harus bersikap netral dan independen dalam memaknai profesi wartawan untuk kemaslahatan bersama.
''Banyak laporan yang masuk ke Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jateng terkait pemberitaan yang kurang berimbang atau tidak cover both sides, itu yang kemudian kami arahkan karena dapat menjadi persoalan etik,'' papar dia.
"Hal ini diangkat kembali pada uji kompetensi wartawan agar ke depannya semakin banyak memberikan nuansa penguatan tentang pemahaman etika,'' tambah Amir.
Menanggapi adanya pelaksanaan Pemilu di akhir 2024, Amir menekankan agar wartawan mempertahankan etika yang dimiliknya tersebut, agar tidak dituding terbawa kepada calon tertentu.