''Ini hanya berlaku bagi Cabor tertentu, seperti Cabor Beladiri, permainan bola besar (basket, voli, takraw, sepakbola dan lain sebagainya), termasuk Badminton,'' kata dia.
Terpisah, Yudi, orangtua Fareno Khiar Aghadhira (Reno) yang merupakan atlet badminton juara Popda Kota Pekalongan 2024 berharap, agar di masa mendatang sistem olahraga di Kota Pekalongan lebih transparan.
Ini disampaikannya karena ada kejanggalan saat anaknya tidak didaftarkan untuk bermain di Popda Provinsi Jawa Tengah 2024, padahal menjadi juara di Popda Kota Pekalongan 2024.
''Kami tidak harus menuntut berangkat atau tidaknya di 2025, karena kita tidak tahu juknis Popda Provinsi Jawa Tengah 2025 yang masih belum keluar.
''Saya berharap, Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Dinparbudpora) Kota Pekalongan bisa lebih transparan, pengelolaan sistem lebih jelas, jenjang sistem pertandingan anak-anak juga jelas. Kalau Popda berarti alurnya jelas. Intinya berbenah saja,'' tegas dia, Minggu 8 Desember 2024.
Selanjutnya, Yudi mengimbau agar pihaknya jangan dijanjikan berangkat di Popda Provinsi Jawa Tengah 2025. Mengingat, Popda Kota Pekalongan 2024 digelar akhir tahun, sehingga ada kemungkinan Popda Provinsi Jawa Tengah juga bisa berlangsung di waktu yang sama. Hal ini lantaran, anaknya sudah duduk di bangku kelas 6 SD, sehingga akhir tahun depan sudah berstatus menjadi pelajar SMP.
''Artinya harus ada kejelasan dulu untuk juknis 2025 dari provinsi, karena hingga sekarang belum keluar. Jadi, jangan dijanjikan untuk berangkat di 2025. Kecuali, mereka punya data valid dari provinsi kalau 2025 diselenggarakan sebelum tahun kelulusan,'' ucap dia.
''Karena acuan Popda sekarang menggambarkan, bahwa Popda pun bisa digelar akhir tahun yang notabenenya anak-anak kelas 6 SD dan 3 SMP sudah lulus di tahun berikutnya. Itu yang menjamin mereka dapat bermain di tahun berikutnya siapa?,'' tambahya.***