"Warga pernah musyawarah untuk masalah ini, dan mereka punya ide untuk disiasati dengan meninggikan area makam, kalau kita pakai tanah padas kan akan kesulitan diakses, maka bagaimana kalau menggunakan truk angkut bego tongkang saja," paparnya setelah mempertimbangkan akses ke area makam yang juga sulit ditempuh.
Pada kesempatan yang sama, Masnuah aktivis lingkungan hidup ikut menambahkan, sesungguhnya masyarakat sudah melakukan gotong royong dengan kolektif uang bahkan hingga turun ke jalan untuk menggalang dana tambahan, namun dirinya mengaku hasil tersebut masih terbatas dan jauh dari kebutuhan yang diperlukan.
"Kami sudah bergotong royong mengadakan urunan dari masyarakat, bahkan warga yang lainnya turun ke jalan untuk menggalang dana tambahan, tapi ya itu, masih terbatas. Dan jauh dari kebutuhan yang diperlukan," kata Masnuah.
Masnuah juga mengungkapkan, bahwa bukan hanya di Timbulsloko yang terkena dampak ini beberapa daerah lain pun sebenarnya turut terkena imbas. Beberapa sudah ikhlas dan memilih bertahan, selebihnya ada yang sudah pindah.
"Saat saya mengunjungi beberapa daerah yang terkena dampak air rob, beragam respons mereka. Seperti Timbulsloko sudah ikhlas dan ingin tetap bertahan di kampung halamannya, sementara mondoliko menjerit dan ingin pindah, sempat pernah dapat informasi akan dipindahkan, namun sampai sekarang belum ada kepastian dari Pemerintah". ungkapnya.
Lebih dari itu Eko dan Pras dari Komite Ekonomi Kreatif Jawa Tengah menjelaskan kehadiran mereka mendampingi warga Timbulsloko adalah karena mereka turut prihatin akan kondisi tersebut.
Eko tetap menginginkan fungsi makam seperti layaknya, nilai makam harus dipertahankan sebagai cikal bakal leluhur.
"Makam itu kan cikal bakal leluhur kita, maka baiknya fungsi makam dan nilainya harus tetap dipertahankan, apalagi diketahui masih ada 60 persen warga yang masih tinggal dan beradaptasi disitu." ujarnya.
Dirinya juga menyoroti anggaran dana desa yang bisa menjadi di antara solusi, dan juga akan melakukan pemetaan potensi apa yang bisa digali dari wilayah timbulsloko.
"Jika ada sinergi dengan dana desa, yang tujuannnya mengembangkan potensi daerah, kemudian berkaitan dengan infrastruktur maka permasalahan makam ini bisa menjadi salah satu yang terfasilitasi," terangnya.
Pihaknya juga siap untuk melakukan stimulasi dengan kegiatan pelatihan, pendampingan, dan pengembangan, agar bisa menjadi desa kreatif atau desa wisata.
Eko pun berharap, pemulihan ekonomi masyarakat yang terkena dampak dapat cepat pulih, dengan memberdayakan potensi yang ada. Sehingga mengubah musibah jadi berkah.
"Semoga percepatan pemulihan ekonomi masyarakat dapat terwujud, agar Desa yang terkena musibah berubah menjadi sebuah berkah. Itu pasti bisa, jika memberdayakan dengan potensi yang ada," imbuhnya.
Selain itu Eko juga menjelaskan potensi warga dan memaksimalkan segala SDM yang ada. Dirinya menambahkan, Pemerintah dan swasta bisa ikut terlibat untuk kembali menata kehidupan sosial dan budayanya.
Artikel Terkait
5 Lomba 17an Tanpa Harus Melanggar Prokes,
Member BTS Gagal Prank Karena Ulah Jungkook BTS
Cek Penerima BLT UMKM atau BPUM 2021 Rp 1,2 Juta di Dua Link Resmi Ini
Pencairan BLT UMKM Rp 1,2 Juta Tahap 2 Akan Berlangsung Hingga September, Cek Daftar Penerima Disini
Ingin Tahu Perkembangan Terbaru Hubungan Asmara Agnes Mo dan Adam Rosyadi? Begini Ramalan Denny Darko
Beras Bansos Bau dan Tak Layak Konsumsi, Ini Komentar Perum Bulog, Menko PMK dan Mensos