Bupati Pati Bersama Forkopimda Kabupaten Pati Deklarasikan Penutupan Tempat Prostitusi Di Pati

photo author
- Kamis, 19 Agustus 2021 | 10:18 WIB
Bupati Haryanto, Wakil Bupati Saiful Arifin, dan para pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Pati menandatangani komitmen dan deklarasi bersama penutupan tempat prostitusi di Kabupaten Pati. (patikab.go.id)
Bupati Haryanto, Wakil Bupati Saiful Arifin, dan para pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Pati menandatangani komitmen dan deklarasi bersama penutupan tempat prostitusi di Kabupaten Pati. (patikab.go.id)

Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat : Hutang Sebesar Gunung, Baca Doa Ini

Ia menyebut, orang yang dituakan di LI, yakni Ketua Paguyuban Lorong Indah, Mastur, juga bukan warga Pati. Dia berasal dari Kudus. Begitu pula para pemilik bangunan di sana, mayoritas dari luar daerah.

“Kalau tidak segera ditutup, Pati malah bisa menampung lebih banyak pelaku prostitusi dari luar daerah. Sebab lokalisasi di kota-kota besar sudah pada tutup. Antara lain Dolly di Surabaya dan Sunan Kuning di Semarang, sudah tidak operasional. Dikhawatirkan malah pada lari ke Pati,” kata dia.

Lebih jauh lagi, Haryanto juga khawatir jika prostitusi dibiarkan, Pati akan lebih dikenal sebagai destinasi ‘wisata malam’. “Kalau dibiarkan jangan-jangan bisa jadi yang terbesar di Asia. Repot kita nanti. Orang luar negeri datang ke sini, bukannya wisata religi atau wisata alam, malah wisata seperti itu,” ungkapnya.

Baca Juga: Buya Yahya Jelaskan Cara Sholat Taubat

Haryanto mengatakan, berhubung para penghuninya sudah pulang ke kampung halaman, pihaknya kini tinggal berurusan dengan para pemilik bangunan di tempat prostitusi. Mereka sudah dipastikan tidak mengantongi perizinan. Terlebih juga melanggar ketentuan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

“Jadi hari ini kami deklarasi. Kemudian langsung ditindaklanjuti secara teknis oleh tim gabungan. Tentu terkait teknis pelaksanaannya, akan ada konsekuensi alokasi anggaran. Itu bisa diatur. Yang penting semua pihak satu suara. Saya minta tolong pada semua pihak, termasuk tokoh masyarakat, untuk satu suara tentang penutupan ini. Saya yakin berjalan lancar,” tandasnya.

Senada dengan Haryanto, Wakil Bupati Saiful Arifin pun mengatakan bahwa penutupan tempat prostitusi adalah demi kemaslahatan bersama.

Baca Juga: Hukum Menyemir Rambut Dengan Warna Selain Hitam, Begini Penjelasan Buya Yahya

“Seluruh komponen masyarakat Pati harus satu bahasa. Yang terkenal di Pati harusnya perikanan ataupun pertanian. Bukan malah LI. Di situ isinya dari daerah lain, tapi imej buruk Pati yang menanggung. Kita dirugikan. Karena itu perlu kita lakukan penutupan, dengan cara baik tentunya, supaya imej Pati lebih baik,” tegas pria yang akrab disapa Safin tersebut.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Gilang Wicaksono

Sumber: patikab.go.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X