Dialog dengan Yoyok Joss: Warga Sendangmulyo Harapkan TPS Kembali Aktif

KONTENJATENG.COM - Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang, Yoyok Sukawi dan Joko Santoso, yang dikenal dengan sebutan Yoyok Joss, mengadakan dialog dengan warga Kelurahan Sendangmulyo.

Acara yang berlangsung di Warung Laden, Jalan Sendangmulyo Raya, Kecamatan Tembalang, pada Minggu malam, 13 Oktober 2024, ini juga dihadiri tokoh masyarakat, ketua RW dan RT, serta anggota DPRD Kota Semarang, Herlambang Prabowo (Fraksi Gerindra) dan Syaiful Bahri (PKB).

Baca Juga: Kampanye Kreatif PKS dengan Flashmob untuk Dukung Yoyok-Joss di Pilwakot Semarang 2024

Dodik Setyawan, Wakil Ketua LPMK Sendangmulyo, mengungkapkan masalah utama di kelurahan ini adalah ketiadaan tempat pembuangan sampah (TPS). Sebanyak 9.000 keluarga dari 13 RW mengalami kesulitan membuang sampah rumah tangga karena TPS yang ada di RW 23 ditutup oleh individu tertentu.

"Kami berharap, jika terpilih, Yoyok Sukawi dan Joko Santoso dapat membantu mengatasi masalah ini," tegas Dodik.

Sendangmulyo, sebagai salah satu kelurahan dengan populasi terbesar di Semarang, merasa aspirasinya sering terabaikan.

Baca Juga: Persatuan Driver Dukung Andika - Hendi di Pilgub Jateng

"Kami ingin wali kota yang peka dan mampu memberikan solusi. Kami hanya ingin TPS yang ada berfungsi kembali," lanjutnya.

Warga lain, Najib, juga menyuarakan keprihatinan yang sama. Selama ini, sampah rumah tangga harus dibuang ke Rowosari, yang menimbulkan kekhawatiran jika terjadi penolakan dari warga setempat.

"Ketiadaan TPS di Sendangmulyo membuat biaya iuran sampah meningkat karena masalah transportasi," ungkapnya.

Menanggapi isu ini, Yoyok Sukawi berjanji untuk memperjuangkan solusi bagi warga Sendangmulyo.

Baca Juga: Jasa Raharja dan Korlantas Polri Tingkatkan Sinergi Lewat Monev Penegakkan Hukum TW III 2024

"Jika ketentuannya sudah ada TPS, kami akan mengembalikan fungsinya," katanya.

Joko Santoso menambahkan, pasangan Yoyok-Joss berkomitmen pada visi Semarang Maju dan Bermartabat dengan pendekatan kolaboratif.

"Kami akan mengelola TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle) untuk mengurangi volume sampah. Selain itu, kami mendorong pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat dan bank sampah," ujarnya.