"Pertunjukan wayang orang kali ini kolaborasi Jawa dan Cina. Ini unik dan pertama kali, dengan melibatkan pemain dari kalangan perbankan di Kota Semarang, serta pengusaha dari berbagai etnis yang ada. Ini sekaligus menunjukkan jika wayang itu juga bisa untuk membangun toleransi antar sesama," tutur drg Grace Susanto, yang merupakan Penggagas 'Wayang On The Street'.
Grace pun berharap, budaya wayang tak akan luntur di makan jaman. Namun, perlu terus dilestarikan dan terus disosialisasikan agar generasi saat ini masyarakat tetap melek akan budaya wayang.
"Jangan sampai wayang punah, dan target kami justru menyasar seluruh kalangan, termasuk anak-anak muda. Untuk itulah, inovasi dan kolaborasi menjadi hal penting," ujarnya.
Pertunjukan seni budaya di Kota Lama Semarang, "Wayang On The Street" itu digelar di area Parkir Borsumy. drg Grace Susanto menyampaikan pementasan wayang seperti ini sangat bagus untuk meningkatkan eksistensi wayang orang yang sekarang ini mulai dipinggirkan.
Harapannya, kaum milenial saat ini mempunyai kebanggaan dan merasa memiliki warisan budaya Indonesia yang patut dilestarikan. [JIE]