KONTENJATENG.COM – Pemerintah Kota Semarang kembali menggelar tradisi Dugderan, sebuah acara tahunan yang memeriahkan datangnya bulan suci Ramadan. Prosesi ini direncanakan berlangsung pada Jumat, 28 Februari 2025, dimulai dari Balai Kota, melewati Masjid Agung Semarang, dan berakhir di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, menekankan bahwa Dugderan bukan hanya sebuah seremoni, tetapi juga simbol kebersamaan dan keberagaman masyarakat Semarang.
"Dugderan mencerminkan harmoni budaya di Semarang. Ini adalah pengingat bahwa perbedaan adalah kekuatan kita," katanya.
Rangkaian acara dimulai di Balai Kota Semarang usai salat Jumat, sekitar pukul 13.00 WIB. Peserta dari 16 kecamatan dan berbagai kelompok budaya berkumpul untuk memulai defile. Pertunjukan Barongsai Tay Kak Sie turut menambah kemeriahan dengan menghadirkan budaya Tionghoa.
Wali Kota dijadwalkan hadir di tenda VIP, menyaksikan Tari Trilogi Budaya Dugder sebelum acara utama dimulai. Upacara Dugder dimulai dengan laporan komandan upacara, diikuti sambutan dari Wali Kota, dan pembacaan doa dalam bahasa Jawa. Puncak acara terjadi saat Wali Kota memukul bedug sebagai pertanda datangnya Ramadan.
Setelah itu, peserta Korsatpen menggelar flashmob di halaman Balai Kota. Wali Kota kemudian melakukan seremoni pecah kendi dan pelepasan merpati, simbol keberkahan dan harapan baik.
Baca Juga: ASICS GT-200: Sepatu Lari Nyaman dengan Stabilitas Maksimal
Pawai Budaya Dugder berlanjut menuju Masjid Agung Semarang sekitar pukul 14.30 WIB, menampilkan iring-iringan pasukan merah putih, warak raksasa, dan komunitas budaya. Di Masjid Agung, Wali Kota dan rombongan disambut Ketua Takmir, kemudian melaksanakan salat Ashar berjamaah.
Prosesi berlanjut dengan pembacaan Suhuf Halaqah oleh Wali Kota sebagai penanda spiritual Ramadan. Acara di Masjid Agung Semarang diakhiri dengan pemukulan bedug.
Rombongan kemudian bergerak ke MAJT, tiba pukul 16.10 WIB, disambut oleh Pengageng MAJT. Puncak acara di MAJT ditandai dengan pemukulan bedug dan pelepasan balon udara, simbol semangat menyambut Ramadan. Rangkaian Dugderan 2025 ditutup resmi pada pukul 17.00 WIB.
Pemkot Semarang memastikan kelancaran acara dengan koordinasi dari Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, dan aparat keamanan. Wali Kota mengajak masyarakat hadir dan merayakan dengan menjaga ketertiban dan kebersihan.
"Dugderan adalah milik kita semua. Mari kita rayakan dengan kebersamaan dan hormat terhadap budaya," pungkas Agustina.