Warga Semarang Utara Masih Harus Tinggikan Rumah, DPU Aktif Pantau Penurunan Muka Tanah

photo author
- Sabtu, 11 September 2021 | 07:15 WIB
DPU Kota Semarang pantau penurunan tanah. (semarangkota.go.id)
DPU Kota Semarang pantau penurunan tanah. (semarangkota.go.id)

KONTENJATENG.COM – Penurunan muka tanah terlihat jelas di sejumlah lokasi khususnya Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara.

Dari pantauan lapangan, terlihat banyak rumah yang sengaja dibuat lebih tinggi dari jalan kampung. Namun ada juga rumah-rumah yang hanya lantai rumahnya saja yang ditinggikan sehingga rumah terlihat pendek dari jalan didepannya.

Seperti yang dialami oleh rumah milik Ketua RW 15, Slamet Riyanto. Tempat tinggalnya kini terlihat pendek. Bahkan lantai dua bangunan rumahnya sudah hampir sama dengan tinggi jalan didepannya.

"Yang saya rasakan wilayah kita memang ada penurunan tanah. Ini kan rumah mertua, dulu ketinggian (lantai pertama) hampir 2 meter," kata istri Slamet, Sri Wahyuni.

Sri Wahyuni mengatakan, rumahnya terpaksa harus menyesuaikan kondisi alam karena hampir setiap hari mengalami rob atau terkena air pasang. Ia harus memasang tanggul didepan rumah agar air rob tidak masuk kedalam rumah, bahkan ia juga harus memindahkan meteran listrik dan saklar ketempat yang lebih tinggi.

Baca Juga: Pastikan Kesiapan Pasar Johar, Wali Kota Semarang Tinjau Lapangan

Sementara itu, DPU Kota Semarang selalu memantau penurunan permukaan tanah di Kota Semarang. Langkah ini dilakukan guna mengetahui kondisi permukaan tanah secara realtime. Data ini kemudian dikirim ke Bappeda Kota Semarang untuk dikaji lebih lanjut.

Demikian disampaikan Kepala DPU Kota Semarang Sih Rianung melalui Kepala UPTD Pengelola Pompa Banjir Wilayah Tengah II Semarang, Yoyok Wiratmoko. Saat ditemui kemarin di rumah pompa Kali Semarang, Yoyok Wiratmoko mengatakan dalam Stasiun Pompa Drainase terdapat empat buah alat ukur penurunan tanah.

Baca Juga: Kapolda Jateng akan Tindak Tegas Perusahaan yang Mencemari Bengawan Solo

Alat tersebut berupa besi yang masuk ke dalam lubang yang jika terjadi penurunan tanah maka besi tersebut akan ikut bergerak turun.

"Ini adalah untuk alat ukur penurunan tanah di lokasi kami. Dibuat 2012 dimana tahun 2021 ada di (tanda) paling atas. Ini sampai Juni 2021 penurunan sekitar 1 meter, setelah hitung setiap bulan rata-rata 0,5 cm," katanya.

Yoyok mengatakan jika gedung utama dirumah pompa tidak akan mengalami penurunan karena pondasinya ditanam pada bagian tanah yang keras.

Baca Juga: Cek Syarat Penerima Bantuan Tunai Untuk PKL dan Warung, Besarannya Rp1,2 Juta Lumayan Buat Tambah Modal

“Kedalaman tiang pancang bangunan rumah pompa, kantor dan fasilitas penting lainnya sekitar 35 meter,” ujar Yoyok. Tentu saja dengan kedalaman ini cukup aman dari penurunan tanah.

“Sehingga saat muka tanah turun perlahan, bangunan disekitar gedung utama bahkan jalan didepan gedung terlihat mengalami penurunan,” katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Otong Fajari

Sumber: semarangkota.go.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X