Kebiasaan Boros dan Dampaknya pada Kesehatan Mental yang Perlu Anda Ketahui

photo author
- Rabu, 8 Januari 2025 | 20:04 WIB
Kebiasaan Boros dan Dampaknya pada Kesehatan Mental
Kebiasaan Boros dan Dampaknya pada Kesehatan Mental

KONTENJATENG.COM - Kebiasaan boros atau pengeluaran berlebihan sering kali dipandang sebagai masalah keuangan semata.

Namun, kenyataannya, perilaku ini memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan mental.

Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan belanja yang tidak terkontrol dapat memperburuk gangguan mental seperti kecemasan, depresi, dan stres.

Dampak Buruk Kebiasaan Boros

Salah satu akibat utama dari kebiasaan boros adalah utang yang menumpuk. Ketika seseorang berbelanja melebihi kemampuannya, utang yang dihasilkan dapat menyebabkan kecemasan berkepanjangan.

Baca Juga: Anwar Usman Sakit, Sidang Sengketa Pilkada 2024 di MK Dijadwal Ulang

Studi dari Psychology Today mengungkapkan bahwa individu dengan utang cenderung mengalami tingkat kecemasan lebih tinggi dibandingkan mereka yang bebas utang.

Kecemasan ini sering kali dipicu oleh ketidakpastian masa depan finansial dan kekhawatiran tentang pelunasan utang.

Selain itu, boros dapat merusak rasa harga diri. Di banyak budaya, terutama dalam ekonomi kapitalis, konsumerisme menjadi tolak ukur status sosial.

Banyak orang merasa tertekan untuk mengikuti tren atau membeli barang-barang mewah, meski tidak mampu secara finansial. Ini tidak hanya menciptakan kesenjangan finansial tetapi juga masalah identitas.

Baca Juga: Istri Tersangka Kasus Suap Ronald Tannur Curhat Saldo ATM Nol Rupiah

Hubungan Antara Boros dan Kesehatan Mental

Artikel di The Guardian menyebutkan bahwa konsumsi yang dipengaruhi ekspektasi sosial dapat menimbulkan perasaan ketidakpuasan yang berujung pada depresi. Ketidakmampuan memenuhi standar sosial bisa memicu masalah kesehatan mental lebih lanjut.

Selain itu, pengeluaran berlebihan dapat merusak hubungan interpersonal. Menyembunyikan pengeluaran dari pasangan atau keluarga dapat merusak kepercayaan dan menciptakan ketegangan.

Penelitian dari The Journal of Consumer Research menemukan bahwa orang yang terjebak dalam kebiasaan konsumtif sering menggunakan belanja impulsif untuk mengatasi stres, yang hanya memberikan kepuasan sementara tetapi memperburuk kondisi emosional jangka panjang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Arif Nugroho

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Mobil Keluarga Paling Diminati, Apa Saja Kriterianya?

Sabtu, 6 September 2025 | 21:40 WIB

CATAT! Daftar Harga Produk Starvie Indonesia

Rabu, 13 Agustus 2025 | 17:45 WIB
X