Sejak mendengar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tersebut, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu tak pernah melupakannya. Setiap kali ada pasukan Yaman yang ia temui, Umar senantiasa mencari nama Uwais Al-Qarni. Hingga bertahun-tahun setelah Rasulullah wafat, saat pasukan Yaman singgah di Madinah, Umar menjumpai apa yang selama ini ia rindui.
“Apakah di antara kalian ada laki-laki yang bernama Uwais bin Amir?”
“Ya.”
“Dari mana ia berasal?”
“Dari Murad. Tepatnya Qarn.”
Orang-orang heran. Mengapa Umar mencari Uwais, sosok yang tidak begitu penting dalam pasukan Yaman. Yang dicari pun lebih suka menyendiri.
Umar memperhatikan Uwais dengan seksama. Dipandanginya wajah teduh yang nama dan kemuliannya disebut langsung oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itu. Lalu ia menyelidiki sebuah tanda. Senoktah bekas sakit kulit di lengannya.
Penampilannya sangat sederhana. Bahkan tidak dianggap oleh kaumnya. Namun, doanya sangat mustajabah. Umar menceritakan hadits yang ia dengar langsung dari Rasulullah, lalu memintanya untuk memohon ampunan kepada Allah untuk dirinya.
Baca Juga: Teks Ceramah Singkat KULTUM RAMADHAN 2023 Hari Ke 5 Berjudul 10 Amalan Sunnah di Bulan Ramadhan
Demi disebut nama Allah dan Rasul-Nya, Uwais pun mendoakan Umar. Lalu pergi entah ke mana. Ia tidak mau kisahnya viral lalu orang-orang memujanya. Ia selalu menjauhi popularitas dunia.
Bakti Uwais Al-Qarni
Mengapa Uwais demikian mulia di hadapan Allah dan doanya sangat mustajabah? Jawabannya ada pada hadits di atas. Selain hatinya bersih, Uwais sangat berbakti kepada ibunya.
Suatu ketika, sang ibu mengatakan keinginannya untuk naik haji. Uwais sangat mendukung keinginan ibu. Ia sempat sedih karena tidak memiliki unta dan sekedupnya yang bisa membawa ibu dengan nyaman menuju Tanah Suci untuk berhaji. Namun, Uwais mendapatkan ide cemerlang yang akan membuat ibunya lebih nyaman daripada naik unta.
Hari demi hari berikutnya menjadi saat-saat penuh perjuangan bagi Uwais. Ia berlatih dengan mengangkat seekor lembu di atas punggung, membawanya berlari-lari kecil naik turun bukit. Pekan berganti pekan, Uwais terus berlatih mengangkat lembu yang semakin bertambah beratnya. Orang-orang yang melihatnya menganggap Uwais telah gila.
Bulan demi bulan pun berlalu. Uwais terus berlatih tanpa peduli komentar dan ejekan orang. Menjelang keberangkatan haji, bobot lembu itu telah mencapai 100 Kg, lebih berat dari tubuh ibunya. Maka begitu tiba musim haji, Uwais menggendeng ibunya dari Yaman menuju Makkah. Thawaf, sai, perjalanan ke Arafah. Hingga akhirnya kembali pulang ke rumah. Kebersihan hati dan mujahadah yang luar biasa dalam berbakti kepada ibunda membuat doanya sangat mustajabah. Uwais dianggap biasa saja oleh manusia saat itu bahkan dijuluki gila oleh kaumnya, tetapi namanya viral di langit. Hingga Allah mengabarkan kepada Rasulullah, lalu Rasulullah mensabdakan kepada sahabatnya. Kini, hampir setiap muslim mengenal namanya.
Baca Juga: TEKS KULTUM HARI KE 1 RAMADHAN 2023, Ceramah Singkat Berjudul 8 Hikmah Puasa
Artikel Terkait
PDF! Materi Teks KULTUM RAMADHAN atau Ceramah Singkat : Hikmah Puasa
Klik Disini! Download Materi Kultum atau Ceramah Singkat Ramdhan Format PDF
Kumpulan Teks Naskah KULTUM RAMADHAN dengan Format PDF
TEKS KULTUM HARI KE 1 RAMADHAN 2023, Ceramah Singkat Berjudul 8 Hikmah Puasa
10 KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN, Contoh Teks Kultum Hari Ke 2 Ramadhan 2023
TEKS KULTUM HARI KE 3 RAMADHAN Berjudul Bahaya Peilaku Dengki (Hasad), Cocok untuk Mengisi Ceramah Singkat
CERAMAH SINGKAT KULTUM HARI KE 4 RAMADHAN 2023 Berjudul Syukur dan Sabar dalam Kehidupan
Teks Ceramah Singkat KULTUM RAMADHAN 2023 Hari Ke 5 Berjudul 10 Amalan Sunnah di Bulan Ramadhan
Teks Kultum Hari Ke 6 Ramadhan 2023 Berjudul Hakikat Ibadah Puasa, Makna Puasa yang Sesungguhnya Bagi Muslimin
TEKS KULTUM HARI KE 7 RAMADHAN 2023, Berjudul Hikmah dan Berkah Bulan Ramadhan.