Bupati Banjarnegara Pelesetkan Marga Panjaitan Jadi Penjahit, Ferdinand Hutahaean : Tidak Punya Etika

photo author
- Selasa, 24 Agustus 2021 | 12:06 WIB
Menko Marives Luhut Binsar Panjaitan saat berkunjung ke tempat isoter Asrama Haji Donohudan Boyolali, Kamis 5 Agustus 2021. Menko Luhut menjelaskan, dalam waktu dekat pemerintah akan menjadikan kartu vaksin Covid-19 sebagai syarat seseorang untuk bisa mengakses tempat publik. /Kinan Riyanto
Menko Marives Luhut Binsar Panjaitan saat berkunjung ke tempat isoter Asrama Haji Donohudan Boyolali, Kamis 5 Agustus 2021. Menko Luhut menjelaskan, dalam waktu dekat pemerintah akan menjadikan kartu vaksin Covid-19 sebagai syarat seseorang untuk bisa mengakses tempat publik. /Kinan Riyanto

KONTENJATENG.COM - Ferdinand Hutahaean mantan Kader Partai Demokrat menyoroti sebuah video yang viral di media sosial.Pada tayangan video tersebut, tampak Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono sedang memaparkan terkait Covid-19.

Entah secara sengaja atau tidak, di tengah pernyataannya Bupati Banjarnegara memelesetkan marga Panjaitan menjadi penjahit, Hal itu diungkap Budi yang saat menyebut nama Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Bupati Banjarnegara Budi sudah mengakui bahwa sesorang yang berada dalam potongan video tersebut adalah dirinya. Akan tetapi tidak ada penjelasan soal dugaan kesengajaan menyebut Pandjaitan menjadi penjahit.

Baca Juga: 3 Amalan Ringan Pagi Hari Pembuka Pintu Rezeki

Potongan video berdurasi 1 menit 17 detik ini lantas viral dan jadi sorotan Ferdinand Hutahaean. Pada akun Twitter miliknya pada Senin, 23 Agustus 2021, dia menuding Bupati Banjarnegara tidak punya etika.

Jelas dia, seorang menteri adalah membantu presiden dan mendapat mandat atas semua yang dikerjakannya.

"Bupati Banjarnegara ini tidak punya etika sama sekali. Tidak punya rasa hormat kepada seorang Menteri yang mendapat tugas dari Presiden," katanya.

Baca Juga: Seorang Pria di Semarang Bunuh Kekasih yang Sedang Hamil 8 Bulan Karena Kesal Sering Disuruh-Suruh

Ferdinand mengatakan jika ucapan bupati dinilainya telah melecehkan marga Panjaitan dari suku Batak.

"Bukan hanya itu, tapi Bupati ini melecehkan marga Panjaitan (Batak) menyebut marga itu dengan kata penjahit. Kurang ajar!," ucap Ferdinand, seperti dikutip pikiran-rakyat.com hari ini.

Jika dilihat dari tayangan video, saat itu Bupati Budhi Sarwono sedang melaporkan perihal perkembangan kasus Covid-19 di wilayahnya. Saat dirinya membahas Bed Occupancy Rate (BOR) untuk pasien Covid-19, dia tampak sulit mengingat nama Luhut Binsar Panjaitan.

Baca Juga: Kehadiran Iblis dan Malaikat Dalam Perang Badar

"Alhamdullah Banjarnegara dulu BOR 99 persen, turunlah PPKM Darurat. Saya baca aturannya sesuai saran Pak Presiden yang langsung ditindaklanjuti oleh Menteri Dalam Negeri," kata bupati seperti di dalam video.

Setelah itu, dia tampak seperti lupa pada nama Luhut Binsar Panjaitan hingga yang diingatnya menteri dari suku Batak.

"Dan dilaksanakan pada waktu itu rapat sama menteri siapa itu penjahit, yang orang Batak itu, ya pak penjahit. Dilaksanakan PPKM darurat sampai sekarang PPKM level 4, level 3 ternyata dengan adanya pembagian jaring pengaman sosial ini sangat efektif dan efisien," ujar Budhi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Gilang Wicaksono

Sumber: PikiranRakyat.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X