“Kita bisa melihat, banyak alumni santri yang saat ini mengabdi baik di parelemen, maupun di pemerintahan. Melalui pengabdian tersebut, buah pemikiran dari para santri sedikit banyak memberikan pengaruh terhadap kemajuan kota. Sehingga masing-masing punya peranan yang penting untuk membangun Kota Semarang,” tandasnya.
Tantangan Kedepan
Disisi lain Afif juga mengingatkan, melihat kondisi zaman yang saat ini terus berkembang para santri diharapkan tidak hanya fokus dalam hal menuntut ilmu agama melainkan juga pengetahuan lainnya.
Peringatan Hari Santri Nasional 2020, diharapkan dapat menjadi momentum bagi santri untuk berbenah, khususnya bagi santri di Kota Semarang. Terlebih, persaingan ketat di era globilasi tak dapat dihindari.
“Untuk menghadapi tantangan kedepan, santri harus melek segelanya. Melek teknologi, maupun pengetahuan lainnya. Ini sangat penting,” tandasnya.
Selain itu yang tak kalah penting, santri juga harus memiliki pendirian yang teguh. Sehingga tidak mudah terbawa arus apalagi terbawa pada paham radikalisme.
“Gerakan intoleran, kemudian radikalisme, kemudian terorisme itu semua tantangan untuk para santri. Untuk membentengi diri agar tidak terjerumus didalam gerakan-gerakan itu, tentu adalah yang pertama silaturahim. Jadi santri harus rajin silaturahim, membuka diri, memperbanyak bacaan, membuka wawasan, sehingga tidak mudah masuk dalam kelompok radikalisme,” tambahnya. (nug/kj)