KONTENJATENG.COM - Dosen dari Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi (FTIK) di Universitas Semarang (USM) menyelenggarakan Penyuluhan Literasi Digital untuk mencegah penyebaran Hoax di SMK N 3 Boja Kendal pada Senin, 29 April 2024.
Penyuluhan ini dilakukan oleh Tim Pengabdian Kepada Masyarakat FTIK USM yang terdiri dari Susanto, M.Kom, Sri Handayani, MT, dan Nur Wakhidah, MCs, dengan bantuan dua mahasiswa jurusan Teknologi Informasi, yaitu Putri Sinta Anggraeni dan Asad Bahy Arkhab.
SMK Negeri 3 Boja Kendal memiliki 5 kompetensi keahlian yang telah terakreditasi A, berlokasi di Desa Salamsari, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, dengan kompetensi keahlian seperti Teknik Otomotif (TO), Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi (TJKT), Pengembangan Perangkat Lunak dan Gim (PPLG), Teknik Elektronika, dan Teknik Kimia Industri.
Penyuluhan ini diikuti oleh 33 siswa SMK N 3 Boja Kendal yang didampingi oleh guru dari SMK Negeri 3 Boja, yaitu ibu Putri dan Bapak Argiansyah Amin Ghani, S.Pd.
Baca Juga: Contoh Soal dan Kunci Jawaban Ulangan Harian IPS Kelas 8 SMP Tema 03 Kurikulum Merdeka
Materi disampaikan oleh Susanto tentang Membuka Literasi Digital, Nur Wakhidah tentang Roadmap Literasi Digital, dan Sri Handayani tentang Upaya Pencegahan Hoax, dengan dukungan dari dua mahasiswa.
Penyuluhan ini bertujuan untuk membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan literasi digital untuk mencegah penyebaran berita palsu. Hoax dapat menyebabkan kepanikan dan merusak kredibilitas sumber informasi.
Beberapa cara untuk mengatasi hoax antara lain adalah berhati-hati dengan judul provokatif, memeriksa alamat situs berita, memeriksa fakta dengan literasi digital, serta berpartisipasi dalam diskusi anti-hoax dan cross-check keaslian foto.
Baca Juga: Contoh Soal dan Kunci Jawaban Ulangan Harian PPKN Kelas 5 SD Bab 3 Buku Kurikulum Merdeka
Kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan pengetahuan siswa SMK N 3 Boja Kendal agar dapat menghadapi tantangan di masa depan dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Materi penyuluhan disertai dengan contoh kasus berita hoax dan literasi digital untuk tindakan preventif.
Peserta diminta untuk mengisi kuesioner terkait literasi digital untuk mengetahui pemahaman mereka terhadap materi, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, dan diakhiri dengan sesi foto bersama.