pendidikan

SUKA WAYANG? Pelajar Perlu Pahami Kesenian Wayang

Selasa, 23 Agustus 2022 | 16:15 WIB
Dialog Metra DPRD Jateng (Humas DPRD Jateng)
 
KONTENJATENG.COM - Pakeliran lakon 'Wahyu Mahkotarama' dibabarkan. Meski tak sampai utuh, namun isi perihal lelaku hidup itu dapat diuraikan secara singkat dan jelas oleh Ki Jumbuh Siswanto.
 
Dalang dari Pakis Kabupaten Magelang itu sedang sanggit wayang di Padepokan Sasana Wiyata Desa Danurejan Kecamatan Mertoyudan guna acara ‘Dialog Media Tradisional/ Dialog Metra DPRD Jateng' dengan tema 'Nguri-uri Kebudayaan Daerah Khas Magelang,’ belum lama ini.
 
 
Dalam acara itu, sebelumnya dilakukan dialog mengenai pewayangan dengan narasumber Anggota DPRD Jateng Soenarno, Teguh Biyantoro (budayawan), dan Ki Jumbuh Siswanto. Teguh Biyantoro dalam paparannya mengungkapkan eksistensi wayang tak perlu diragukan lagi. 
 
Dunia pun melalui lembaga PBB yakni Unesco telah memutuskan wayang merupakan hasil budaya yang melegenda. Pemerintah RI akhirnya menetapkan pada 7 November sebagai Hari Wayang Nasional. 
 
 
Lakon dan tokoh dalam pewayangan memiliki sarat filosofi dalam kehidupan baik bermasyarakat maupun bernegara. Lakon 'Wahyu Mahkutarama' salah satu contohnya. 
 
Guna mengenalkan wayang kepada kalangan muda sebenarnya bisa dilakukan dengan gencarnya mengadakan pertunjukkan-pertunjukkan, meski dengan skala kecil. Pembibitan dalam pedalangan pun menjadi salah satu solusi supaya kalangan milenial tak melupakan wayang.
 
 
Ki Jumbuh Siswanto sebagai praktisi melontarkan ide bahwa pelaku pewayangan perlu meng-upgrate pementasan supaya pakeliran menjadi menarik. Lakon yang biasanya disajikan semalam suntuk bisa menjadi satu atau 2 jam. Selain itu, kreasi dan inovasi para dalang menjadi kunci keberhasilan mengenalkan wayang bagi anak muda.
 
Selanjutnya, Soenarno menyatakan DPRD Jateng pun turut memiliki andil besar supaya wayang bisa dikenalkan kepada publik. Ia meminta pemerintah terutama Dinas Pendidikan Kebudayaan maupun Dinas Pemuda Olahraga & Pariwisata supaya pewayangan bisa menjadi salah satu target unggulan. 
 
 
Di Dinas Pendidikan, perlu upaya edukasi supaya wayang tetap eksis dikenal oleh siswa mulai SD sampai SMA. Demikian juga di Dinas Pemuda Olahraga & Pariwisata, wayang bisa menjadi daya tarik pariwisata. 
 
"Proses pewayangan tidak hanya saat pekeliran, namun saat pembuatannya pun mulai dari menggambar, menatah, sampai pengecatan wayang bisa menjadi objek wisata," kata Soenarno. (**)
 

Tags

Terkini