KONTENJATENG.COM - Gerakan rancak dan indah selaras alunan irama gamela mengiringi gelaran tari kuda lumping yang berkolaborasi dengan terbang kencer.
Pagelaran ini dipentaskan dalam gelar Dialog Media Tradisional (Dialog Metra) DPRD Jateng di Kecamatan Watukumpul, Pemalang, belum lama ini.
Baca Juga: Ayo, Kaum Muda Lestarikan Tari Semarangan
Kesenian kuda lumping atau disebut jatilan mungkin sudah familiar di masyarakat.
Namun, bila kesenian itu dipadukan dengan alat musik terbang kencer, tentu berbeda pada alunan musik.
Yap, terbang kencer salah satu alat musik tradisional yang cukup dikenal oleh masyarakat Pemalang.
Alat ini terbuat dari kayu dibentuk sedemikian rupa (melingkar), bagian atasnya diberi kulit yang telah disamak.
Jadi, hampir serupa rebana hanya beda pada ukuran. Supaya bunyi lebih varian, maka badan terbang dipasang kerincing logam atau kencer atau kecrek atau juga genjring.
Alat musik itu bisa disebut dengan tamborin. Jadilah bunyi tetabuhan ramai.
Anggota DPRD Jateng Mohammad Saleh berpendapat kuda lumping dan terbang kencer perlu dilestarikan.
Kedua kesenian tradisional itu memiliki nilai jual tinggi karena warisan luluhur.
Supaya bisa terus ada, harus dikemas dengan baik. Bahkan, bisa menjadi ajang promosi wisata.
“Kolaborasi baik seni tradisional, bisa mengenalkan potensi daerah yang memiliki karakteristik budaya seperti Desa Gapura ini yang memiliki potensi wisata, mulai alamnya yang mendukung hingga keseniannya,” tutur Legislator Golkar itu.
Lebih jauh, Mohammad Saleh menambahkan, kegiatan ini digelar sebagai wujud dukungan DPRD Jateng untuk mengembangkan seni budaya lokal dan melestarikan kesenian tradisional.
Juga, sebagai pendorong generasi muda mengenal seni tradisional dan menjadikannya aset potensi wisata daerah.
Sepaham dengan Mohammad Saleh, Abdurahman selaku Kepala Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kabupaten Pemalang yang hadir sebagai narasumber menjelaskan daerahnya memiliki banyak kesenian tradisional.
Karena kurangnya media promosi dan adanya pandemi Covid-19, pengelolaan wisata budayanya menjadi kurang maksimal.
“Kami tetap memberikan ruang kepada teman-teman untuk menyelenggarakan pentas seni sebagai bagian mengembangkan potensi sekaligus nguri-uri kebudayaan,” jelas Abdurahman.
Diakhir dialog, Adurahman berharap masyarakat ikut berpartisipasi dalam hal kebudayaan dan pentas seni, serta mengumumkan ke publik bahwa di Pemalang ada grup kesenian Kuda Terbang Manunggal. (**)
Artikel Terkait
Upaya Pelestarian Tradisi, DPRD Jateng Akan Gelar Pagelaran Tari Tradisional Ndolalak
Kesenian Kuda Lumping Asli Brebes Layak Dilestarikan
Kaum Muda Perlu Tahu soal Tari Cepetan Asli Kebumen
Kesenian Burok Asli Pesisir Brebes, Berikut Ulasannya
Kesenian Tayub Tak Lekang Zaman, Ini Ulasannya
TARI JAIPONG & WAYANG GOLEK ADA DI CILACAP, Berikut Ulasan Lengkapnya
Blora Miliki Kesenian Barongan Rakyat
SUKA WAYANG? Pelajar Perlu Pahami Kesenian Wayang
Kaum Muda Batang Asyik Menikmati Kesenian Lengger
Kudus Kota Kretek juga Punya Tari Kretek, SIMAK ULASANNYA DISINI
Ayo, Kaum Muda Lestarikan Tari Semarangan