"Paket menu link and match pada intinya adalah keterlibatan DUDI dalam semua aspek penyelenggaraan pendidikan vokasi. Kita masak bersama menu yang dibutuhkan industri," ujar Wikan.
Lebih lanjut, Wikan menjelaskan, huruf “i” pada skema 8+i ini, dapat bermacam-macam. Misalnya, beasiswa/ikatan dinas dari industri, atau super tax deduction yang merupakan motor luar biasa bagi vokasi.
Seperti diketahui, saat ini sudah ada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 128 Tahun 2019 tentang Pemberian Pengurangan Penghasilan Bruto atas Penyelenggaraan Kegiatan Praktik Kerja, Pemagangan, dan/atau Pembelajaran dalam rangka Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi Tertentu.
"Maka insentif pemotongan pajak ini adalah peluang besar bagi kampus vokasi meningkatkan D-3 menjadi sarjana terapan. Intinya, buatlah Program Sarjana Terapan, tapi lakukan bersama industri," ungkapnya.
Insentif bagi PTV, dikatakan Wikan, merupakan peringkat akreditasi. Nantinya kemungkinan akan tetap tergantung dari tingkat kesiapan masing-masing kampus vokasi. Dengan adanya peningkatan itu, nama Program Studi Sarjana Terapan disesuaikan dengan nomenklatur yang ada dan setelah lulus, mahasiswa bergelar Sarjana Terapan (S.Tr). (Auf/Kj)