''Saya juga sudah pernah menemui warga sewaktu demo yang pertama di depan Balai Desa Wuled. Untuk kali ini tidak hadir, justru karena untuk menjaga kenyamanan bagi masyarakat di Desa Wuled. Saya sebagai Kades Wuled pun telah diperiksa Kejaksaan dan Inspektorat terkait dugaan Tipikor. Sekarang lagi menunggu proses hukum selesai,'' papar dia.
Dalam aksinya, para pendemo membawa sejumlah tulisan, seperti ''Tidak Ridho Masyarakat Desa Wuled Religius Dipimpin oleh Pemimpin Dholim'', ''Masak Kuah Diberi Teri, Gaya Mewah Hasil Korupsi, Turunkan!'', kemudian ada spanduk lain bertuliskan ''Katanya Kades Suhu, Tapi Kalau Didemo Gak Pernah Nongol! Kades Pengecut!'', dan ''Turunkan Kades Korup''.
Tokoh masyarakat Desa Wuled, Abdur Rokhim mengungkapkan keheranannya lantaran keberadaan Kades Wuled sudah mendapatkan penolakan dari para warganya, namun masih bersikukuh untuk tetap menjabat dan menolak mengundurkan diri.
''Kami akan terus lanjut demo sampai Wasduki Djazuli turun dari jabatannya. Tadi waktu pembicaraan di Kantor Kecamatan Tirto, kami menilai Camat Tirto seperti memihak kepada Kades Wuled. Apalagi dirinya tidak bisa mendatangkan Kades Wuled dalam pertemuan tersebut,'' ucapnya.
Audiensi sempat mengalami ketegangan dan bahkan ditunda sebentar, saat seorang pendemo ada yang menyentuh pundak Camat Tirto.
Ini membuatnya pergi dari lokasi pertemuan selama beberapa menit, karena menganggap situasi sedikit tidak kondusif.
Setelah agak mereda, pertemuan kembali berlangsung dan Kades Wuled tetap tidak bersedia datang ke Kantor Kecamatan Tirto.
Sementara itu, Kuasa hukum warga Wuled, Didik Pramono saat pembicaraan telpon sebenarnya meminta agar Kades Wuled atau perwakilan perangkat untuk hadir. Meskipun hanya bertemu dalam pertemuan empat mata. Namun permintaan itu ditolak Kades Wuled, Wasduki Djazuli.
''Kami akan terus kawal permasalahan ini hingga selesai. Termasuk bila harus dibawa ke ranah hukum, maka akan kami tindaklanjuti,'' tegas dia.***