KONTENJATENG.COM – Wilayah Pantura Jawa Tengah seperti Kota Semarang, Pekalongan, Demak akan tenggelam dalam 10 tahun kedepan.
Demikian pernyataan Kepala Laboratorium Geodesi ITB, Dr Heri Andreas, baru-baru ini.
Menurutnya, ancaman wilayah Pantura akan tenggelam karena terjadi fonemona alam, yakni adanya penurunan permukaan tanah atau land subsidence di daerah pesisir pantai utara.
Penurunan permukaan tanah itu diperkirakan mencapai 15-20 cm pertahun.
Melihat hal tersebut, salah satu wilayah yang merespon yakni Pemkot Pekalongan terus berupaya mencari solusi soal fenomena alam yakni adanya penurunan permukaan tanah yang terjadi akhir-akhir ini yang melanda wilayah Kota dimana mengancam Pantura tenggelam.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Pekalongan, Ir Anita Heru Kusumorini, Msc menjelaskan bahwa saat ini masih dalam masa pemantauan dan penelitian dari berbagai pihak.
Baca Juga: Ada Kabar Baik, Bulan Ini Bantuan Intensif Guru TPQ Madin se-Kota Pekalongan Cair
Pokja land subsidence yang dikomandoi oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Kemenkomarvest RI), Kemitraan dengan Negara Belanda juga ikut memantau land subsidence di Kota Pekalongan melalui satelite, LSM melalui kemitraan sendiri juga sudah pernah menghitung penurunan tanah di Kota Pekalongan dengan hasil yang bervariasi.
“Ada yang mungkin lambat, ada juga yang diperkirakan cepat seperti yang disampaikan oleh Dr Heri Andreas sampai 50 sentimeter. Berdasarkan patok yang sudah dipasang oleh Badan Geologi di Kecamatan Pekalongan Barat turunnya sekitar 0,5 sentimeter per bulan, sehingga setiap tahunnya kira-kira 6 sentimeter. Sementara, di patok yang ada di Kecamatan Selatan memang sekitar 0,2 sentimeter atau tidak terlalu cepat,” tutur Anita, Kamis, 12 Agustus 2021.
Menurut Anita, penyebab land subsidence di Kota Pekalongan disinyalir karena pengambilan air tanah yang masif. Selain itu, jenis tanah Kota Pekalongan yang berupa endapan dan berusia muda yang secara alami akan mengalami penurunan.
Kondisi ini diperparah, karena Kota Pekalongan tidak mempunyai sumber air di permukaan. Sehingga, banyak warga yang menggunakan sumber air tanah untuk pemenuhan kebutuhan air warga, industri, maupun lainnya.
“Kota Pekalongan ini memang tidak memiliki sumber air permukaan, semuanya mengambil dari air tanah, PDAM, sektor industri, kegiatan perhotelan, dan sebagainya yang mengambil air tanah secara masif. Sementara, tanahnya Kota Pekalongan ini merupakan endapan muda, yang secara alami akan mengalami penurunan,” kata Anita.
Lebih lanjut, Anita menerangkan, saat ini yang baru bisa dilakukan Pemerintah Kota Pekalongan adalah moratorium terhadap rekomendasi pengambilan air bawah tanah. Tetapi, tidak bisa menghentikan yang sudah ada.
Kota Pekalongan saat ini tengah mengupayakan supaya pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Petanglong, yaitu SPAM yang mencakup beberapa daerah kabupaten/kota Pekalongan dan Batang bisa segera terwujud 100 persen. Sehingga, nantinya ada suplay air yang dari PDAM itu yang disuplay dari SPAM Regional Petanglong tersebut.
Baca Juga: Logo dan Tema HUT ke-76 RI 'Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh, ini Artinya
“Tapi yang sudah berjalan ini baru yang ada di Kabupaten Pekalongan, itupun belum maksimal yang kita terima. Yang Batang juga belum. Itu juga diperhitungkan dengan pertambahan penduduk, kegiatan industri yang ada di Pekalongan,kita tidak bisa mengandalkan di dua sumber itu,” kata dia.
Sebab, kata, dia, baik Kabupaten Pekalongan dan Batang pun membutuhkan sumber air untuk pemenuhan kebutuhan daerah mereka sendiri. Karenanya, harus mencari alternatif-alternatif lainnya.
Artikel Terkait
Meski Untung Rp30 Ribu Karena Pandemi, Seorang Kakek Jualan Es di Tegal Rela Dorong Gerobak Sejauh 3 KM
70 Anggota Paskibraka Kabupaten Kendal Telah Dikukuhkan Dico M Ganinduto
DPRD Kendal Gelar Rapat Paripurna Istimewa, Dalam Rangka Mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden RI
Cegah Perburuan Liar, Bupati Kebumen Ajak Warganya Lindungi Konservasi Penyu Yang Sedot Perhatian Dunia
Logo dan Tema HUT ke-76 RI 'Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh", ini Artinya
Ada Kabar Baik, Bulan Ini Bantuan Intensif Guru TPQ Madin se-Kota Pekalongan Cair