DLH Kota Semarang juga menekankan pentingnya peran serta masyarakat dan kader PKK di tingkat kelurahan dan kecamatan untuk mendampingi warga dalam implementasi gerakan ini.
Dalam 100 hari program kerja Wali Kota Semarang, jumlah bank sampah di kota ini melonjak dari 660 unit bank sampah menjadi lebih dari 1.074 unit.
Hal ini menunjukkan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
“Dari gerakan ini, kita berhasil menghasilkan nilai ekonomi sirkular sebesar lebih dari Rp570 juta hanya dalam 100 hari. Ini membuktikan bahwa sampah bisa menjadi sumber daya yang bermanfaat,” tutur Arwita.
DLH juga siap memberikan pendampingan kepada masyarakat untuk pengolahan sampah, baik organik maupun pemanfaatan bank sampah.
Baca Juga: Busana yang Tak Diam: Menafsir 'Hoax & Seven Sins' Sebagai Perlawanan Kultur di Era Post Truth
Harapannya, semakin banyak warga yang terbiasa memilah sampah, semakin kecil beban yang harus ditanggung oleh TPA dan semakin besar pula potensi ekonomi yang dapat digali dari sampah. (**)
Artikel Terkait
DPRD Kota Pekalongan Menyetujui Raperda RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2025-2029
Busana yang Tak Diam: Menafsir 'Hoax & Seven Sins' Sebagai Perlawanan Kultur di Era Post Truth
Serap Aspirasi Warga dan Dukung UMKM, Anak Muda di Semarang Bikin 'Angkringan Solidaritas'
Apel Bersama Kemenko Hukum dan HAM, Plt Kepala Imigrasi Pemalang Tekankan Sinergi dan Pelayanan Masyarakat
Imigrasi Semarang Siap Laksanakan Rapat Koordinasi Tim PORA Kota Salatiga
Mahasiswa Program Studi Pariwisata USM Gelar FGD: Dorong Promosi UMKM Desa Wisata Pudak Payung Lewat Media Digital
USM Gelar Job Fair & Career Expo 2025, Hadirkan 40 Perusahaan Nasional dari Berbagai Sektor
Tingkatkan Promosi Wisata Kandri, Dosen USM Support Sistem Informasi Desa Wisata
Realisasikan Janji Kampanye, Agustina-Iswar Serahkan Bantuan Operasional Bisyaroh kepada 6.572 Penerima
Kota Semarang Gelar Lomba Bank Sampah untuk Tingkatkan Kesadaran Lingkungan