Percepat Target Zero Stunting, Mbak Ita dan BKKBN Bentuk 3.822 TPK

photo author
- Kamis, 9 Maret 2023 | 18:03 WIB
Percepat Target Zero Stunting, Mbak Ita dan BKKBN Bentuk 3.822 TPK
Percepat Target Zero Stunting, Mbak Ita dan BKKBN Bentuk 3.822 TPK

KONTENJATENG.COM - Penanganan stunting di Kota Semarang dinilai Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo telah membuahkan hasil positif.

Berdasar Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), tercatat penurunan angka stunting Kota Semarang berada di angka 10.9 persen. Hasto juga mengapresiasi dan menjadikan inovasi yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang sebagai percontohan serta rujukan pengendalian stunting di Indonesia.

Hal tersebut dituturkan Hasto saat membuka Pembekalan dan Orientasi Tim Pendampingan Keluarga (TPK) di Aula Kecamatan Gajahmungkur, Kamis (9/3).

Baca Juga: KAPAN TAYANG Film Hati Suhita 2023? Link Nonton Trailer, CEK DISINI !!

Dirinya menyampaikan pelatihan TPK ini akan dilakukan secara terus menerus dan selesai sebelum lebaran. Para kader diberikan ilmu praktis untuk menasehati tetangga.

"Sumber ilmu kedokteran diterjemahkan dalam bahasa sehari-hari oleh instruktur sehingga kader TPK dapat mengedukasi, tetangga ingatkan tetangga," urai Hasto.

Pihaknya juga bekerja sama dengan Kementrian Agama, untuk melakukan screening usia nikah di atas 19 tahun dan pembentukan Genre sebagai duta generasi berencana. Pelibatan generasi muda khususnya usia SMA diharap mampu mengajak dan mengkomunikasikan keluarga berencana pada teman sebayanya.

Baca Juga: Seni Budaya Lokal Ramaikan Jambore Pokdarwis 2023

Menanggapi apresiasi yang disampaikan Kepala BKKBN Pusat, wali kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menuturkan treatment yang dilakukan pihaknya dalam mengatasi persoalan stunting di ibu kota Provinsi Jawa Tengah.

"Kenapa angkanya cepat turun? Karena kita di setiap wilayah punya treatment masing-masing," ungkap Mbak Ita, sapaan akrab Wali kota.

Hal ini, lanjutnya, dikarenakan kasus stunting tidak melulu dikarenakan permasalahan gizi melainkan juga pola asuh. Dicontohkannya, penanganan kasus stunting di Kecamatan Semarang Barat akan berbeda dengan di Semarang Utara.

Baca Juga: NONTON FILM HATI SUHITA (2023), Berikut Alasan Mengapa Wanita Wajib Nonton: CEK Fakta Menariknya DISINI!

Sebagai daerah industri dengan banyak ibu bekerja, Kecamatan Semarang Barat, terutama Kelurahan Kalipancur dan Kelurahan Manyaran dipilih sebagai lokasi pertama Rumah Pelita dengan penanganan terintegrasi, mulai dari pemenuhan gizi dan pola asuh.

Berbeda dengan kondisi di Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara karena kemampuan dan tingkat kemiskinan sehingga gizinya kurang, meski pendampingan orang tua ada.

Meski demikian, Mbak Ita berharap secara merata nantinya Rumah Pelita akan hadir di setiap kecamatan dengan pendampingan mulai pengasuh, juru masak yang didampingi oleh ahli nutrisi dari Dinas Kesehatan, dokter anak, psikolog untuk IQ, terapis untuk motorik, bidan untuk umum hingga psikolog.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Arif Nugroho

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X