KONTENJATENG.COM – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, yang dikenal akrab dengan sapaan Mbak Ita, terjun langsung memanen hasil pertanian dan membagikan sembako kepada warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Kedung Pane.
Bersama Kalapas, Mardi Santoso, Mbak Ita memanen bawang merah varietas Bima Brebes, cabai, terong, dan tomat berukuran besar.
Panen ini merupakan bagian dari program ketahanan pangan yang sejalan dengan prioritas nasional yang dicanangkan oleh Presiden dan Wakil Presiden.
Baca Juga: Respons Cepat Pemkot Semarang Salurkan Bantuan Mengalir ke Wilayah Terdampak Banjir
Hasil pertanian ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan warga binaan, dan jika ada surplus, dapat dijual ke masyarakat umum.
Mbak Ita juga mengusulkan optimalisasi dapur di lapas dengan mengundang pihak katering untuk berkolaborasi, sehingga dapat memberikan manfaat sekaligus menambah penghasilan bagi warga binaan.
"Di Lapas ini terdapat banyak program pemberdayaan luar biasa, seperti pelatihan batik, budidaya perikanan, sablon, garmen, furnitur, hingga pembuatan kue. Jika berkelanjutan, ini bisa sangat bermanfaat bagi warga binaan setelah mereka bebas," ujarnya.
Baca Juga: PDAM Tirta Moedal Rencanakan Penggantian Meter Induk
Selain sektor pertanian, Wali Kota Semarang juga mendorong pengembangan ekonomi kreatif dengan mengusulkan program seperti batik ecoprint, batik ciprat, dan pemanfaatan enceng gondok bagi warga binaan.
Dukungan juga akan diberikan kepada program pemberdayaan keterampilan dan kemandirian dengan melibatkan pelaku UMKM yang sudah mapan untuk mendukung warga binaan.
"Saya berharap kerja sama ini dapat terus berlanjut dan berkembang. Dengan sinergi antara Lapas dan Pemkot Semarang, kita bisa menciptakan peluang lebih luas bagi warga binaan untuk berkarya dan mandiri setelah kembali ke masyarakat," tutup Mbak Ita.
Baca Juga: Kejaksaan Luncurkan Aplikasi 'Jaga Desa' untuk Cegah Penyalahgunaan Dana Desa
Dengan adanya beragam program pemberdayaan ini, diharapkan warga binaan Lapas Kedung Pane dapat memiliki keterampilan dan kemandirian ekonomi saat kembali ke masyarakat, sekaligus berkontribusi terhadap penguatan ketahanan pangan di Kota Semarang.