KONTENJATENG.COM - Dari dulu sampai sekarang, praktik pelet masih dipergunakan masyarakat. Baik untuk kepentingan asmara hingga urusan politik, bisnis, dan sebagainya.
Namun perlu diketahui, ada cara melakukan pelet tanpa harus memanggil Mbah Dukun. Yakni, lewat kekuatan pikiran. Berikut penjelasan mengenai pelet lewat pikiran.
Baca Juga: Tata Kelola Rusunawa di Jogja Layak Dicontoh
Dikutip dari Primbon.com, berikut penjelasan mengenai pelet lewat pikiran. Dalam tulisan di Primbon.com dijelaskan bahwa selama ini kepercayaan tradisional mempercayai segala aktifitas perpeletan melibatkan unsur khodam (pembantu gaib).
Diakui banyak masyarakat, pelet dengan metode itu bekerja begitu cepat. Namun, masa pengaruhnya pun juga tidak lama dan biasanya hanya 35 hari (sepasar dalam bahasa Jawa).
Baca Juga: WOW!! Desa Banyubiru Jadi Percontohan Desa AntiKorupsi
Setelah itu, reaksi pelet mulai menipis dan mendekati hari ke-40, korban mulai netral secara alami kecuali jika si pelaku pelet melakukan 'isi ulang' dengan membaca mantra dan menjalankan tahapan ritual seperti saat awal pelaksanaannya dulu. Namun, sebagian kalangan tidak begitu meyakini jika kekuatan pelet tersebut hanya melibatkan unsur metafisik semata tanpa bisa dijabarkan dengan pendekatan keilmuan.
Dengan membangkitkan kekuatan alam bawah sadar, seseorang pun bisa mengakses energi yang 'bertebaran' di alam semesta ini. Dengan kekuatan alam bawah sadar, seseorang pun bisa melakukan komunikasi bawah sadar. Yakni, mempengaruhi pikiran orang lain tanpa harus berbicara dan dari jarak yang jauh.
Baca Juga: PMI Gelar Apel Relawan 2022
Dan, hal tersebut dilakukan dengan konsepsi cara kerja otak manusia yang bisa mengirimkan energi melalui gelombang pikiran. Komunikasi yang dilakukan dalam jarak jauh tersebut dengan memanfaatkan ruang dimensi subyektif yaitu dalam alam pikiran bawah sadar melalui gelombang alfa.
Hal tersebut bisa terjadi karena adanya fakta bahwa pikiran manusia saling terhubung dengan gelombang otak dalam dimensi subyektif dan dapat saling mempengaruhi. Komunikasi subyektif itu dilakukan tanpa bertemu langsung dengan target atau dari jarak jauh. Karena namanya juga komunikasi subyektif, maka komunikasinya terjadi di alam subyektif.
Baca Juga: Rayakan Natal bersama Forkompinda Jateng
Karena itu, untuk melakukan komunikasi subyektif, hal pertama yang harus dilakukan adalah menciptakan kontak pikiran. Setelah terjadi kontak pikiran, kita sudah bisa melakukan komunikasi dalam kondisi alfa.
Komunikasi subyektif adalah 'one way direction' atau komunikasi satu arah sehingga kitalah yang memegang kendali. Dalam komunikasi subyektif itu, kita sendiri yang menentukan apa yang akan kita sampaikan tanpa ada reaksi balik dari target. Seperti, apa hasil dari komunikasi itu, kita sendirilah yang menentukannya Setidaknya, ada 4 tahapan langkah dalam melakukan komunikasi subyektif yakni: