pendidikan

Kaum Muda Perlu Promosikan Topeng Ireng dan Grasak Banteng Wareng Khas Magelang

Sabtu, 17 September 2022 | 19:10 WIB
Topeng Ireng Khas Magelang (DPRD.jatengprov.go.id)
KORANJATENG.COM – Media Tradisional (Dialog Metra) menggelar kesenian tari khas Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang yakni Topeng Ireng dan Grasak Banteng Wareng. 
 
Bertempat di Desa Banyuroto, 2 tarian yang lahir di lereng Gunung Merbabu mampu memantik perhatian pengunjung.
 
Dalam kesempatan itu, anggota DPRD Jateng Endrianingsih menjadi narasumber bersama Yanto Kepala Desa Banyuroto dan Siswanto selaku seniman.
 
 
Endri menjelaskan keterlibatan DPRD Provinsi Jateng memajukan kesenian dan kebudayaan tradisional sangatlah penting. 
 
Kesenian dan budaya tradisonal itu jangan sampai hilang dan harus ada komitmen antar pelaku seni dan tetap menjaga kebudayaan bukan hanya kesenian daerah saja, namun ada banyak aspek di dalamnya.
 
 
‘’Walaupun saya bukan pelaku seni tapi setiap melihat pagelaran kesenian saya selalu bangga. Karena apa yang ditampilkan menunjukkan kekompakan, seperti dari kostumnya, koreografinya, dan lain sebagainya. Di desa itu harus minimal mempunyai sanggar sendiri yang sudah dari pemerintah langsung (inventaris desa) tapi ada peluang juga buat kami untuk membantu. Dan, seni budaya harus ada sertifikat dari negara/ pemerintah,” kata legislator PDI Perjuangan itu, belum lama ini.
 
 
Senada, Siswanto selaku budayawan menyarankan perangkat desa dan dinas terkait, lebih menggali potensi sejarah suatu kesenian. 
 
Seperti saat 2 tahun lalu, pelaku kesenian selama Covid-19 kecewa dan baru-baru ini sudah berapa kali ini ada pentas di dusun-dusun.
 
 
‘’Menyenangkan sekali membantu dan melatih anak-anak kecil yang antusias dengan kesenian-kesenian yang ada di Magelang tepatnya, tari-tarian dan gerakan selalu diganti, kostum selalu ada perubahan. Inovasi selalu ada agar penonton tidak bosan. Harus ada anak-anak muda yang lebih fokus ke sosial media untuk lebih menarik,” jelas Siswanto.
 
Yanto selaku kepala desa setempat juga menanggapi, nantinya bisa membantu masyarakat desa seperti pengelolaan anak-anak muda agar bisa belajar tentang kesenian dan mempermudah orang tua untuk memantaunya dan menghindari hal-hal negatif.
 
 
“Kesenian ini juga dipentaskan di karnaval desa, acara Agustusan. Sebelum ada pandemi selalu ramai dan baru kemarin pada 17 Agustus ada pementasan kembali. Setelah dua tahun tidak pernah tampil,'’ terang Yanto. (**)
 

Tags

Terkini