KONTENJATENG.COM - Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa.
Pada masa ini, individu mengalami perubahan ataupun perkembangan pada aspek fisik, psikologis dan juga psikososial.
Di masa ini pula, individu mulai mengembangkan pikiran-pikiran baru serta membentuk pola identifikasi yang baru. Tak jarang remaja mengalami kebingungan dan krisis identitas, remaja juga mengalami ketidakstabilan emosional, sensitif, agresif juga kadang ceroboh dalam mengambil keputusan.
Apabila remaja mengalami stres berkepanjangan, hal itu akan mengganggu tahap perkembangan yang dilaluinya, selain itu juga akan menyebabkan krisis pendewasaan.
Baca Juga: Daftar Lokasi Tes Seleksi SKD CPNS dan PPPK 2021
Masalah akademik, masalah dengan teman dekat atau lawan jenis, hubungan dengan orang tua yang tidak baik, adanya persaingan antar saudara merupakan masalah yang seringkali dihadapi remaja dan menjadi penyebab stres diantara mereka.
Hal itu akan menimbulkan berbagai dampak buruk pada tubuh ataupun perasaan. Efek yang terjadi pada tubuh seperti mengalami kesulitan tidur, gangguan makan, sakit kepala, sakit perut, sakit atau nyeri di bagian leher dan bahu serta mudah lelah.
Sedangkan perasaan yang ditimbulkan akibat stres berupa perasaan sedih, cemas, khawatir, menjadi mudah marah, dan sulit untuk fokus atau berkonsentrasi.
Terlebih pandemi COVID-19 yang tak kunjung usai, hal itu menjadi penyabab meningkatnya masalah kesehatan mental seperti stres, kecemasan, ataupun depresi pada banyak orang termasuk remaja.
Kegiatan sekolah tatap muka (luring) yang berubah menjadi daring, menyebabkan remaja sulit untuk berinteraksi secara langsung dengan teman-teman dan lingkungan sosialnya. Padahal remaja lebih menyukai kegiatan yang dapat berinteraksi atau berkaitan langsung dengan lingkungan sosialnya.
Hal ini memicu tingginya tingkat stres yang dialami remaja. Oleh sebab itu, penting bagi remaja untuk mengetahui bagaimana cara mengelola stres yang baik.
Wijil Trisna Ningrum, mahasiswi Psikologi Undip yang juga merupakan peserta KKN di Kelurahan Sendangguwo memberikan penyuluhan manajemen stres kepada remaja.
Penyuluhan tersebut dilakukan secara langsung atau tatap muka pada minggu keempat KKN dengan membatasi orang yang hadir dan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Baca Juga: Kantor Stasiun LRT Kelapa Gading, Penyebab Diduga Korsleting AC
Artikel Terkait
Akibat PPKM Terus Diperpanjang, Pengusaha Tempat Kebugaran Rela Datangkan Alat-Alat Fitness ke Rumah Klien
Stok Vaksin Menipis, Dinkes Kota Semarang Tutup Beberapa Tempat Vaksinasi
Manjakan Pengguna Jalan, Pemkot Semarang Kini Sediakan Sprayer Pendingin di Traffic Light
Bantu Warga Terdampak Pandemi, Satpol PP Kota Semarang Bagi-Bagi Paket Sembako
Ilmuwan Kelautan Asal Amerika Serikat Menemukan Spongebob dan Patrick di Kehidupan Nyata
Cara Mudah Download Video TikTok Tanpa Watermark Melalui ssstik.io