Terkait diinterograsinya para siswi oleh Guru Bimbingan Konseling (BK), Yulianto menyebut jika pendampingan anak merupakan salah satu tupoksi dari guru tersebut.
Itu dilakukan kepada anak-anak yang ditengarai berpotensi mendekati pergaulan bebas. Pandangan ini didasarkan status di media sosial (Medsos) siswi tertentu, maupun lingkungan pergualannya yang dinilai tidak pada tempatnya.
''Siswi yang dipanggil Guru Bimbingan Konseling (BK) random dan hanya anak-anak yang ditengarai berpotensi terjerumus pergaulan bebas. Jadi tidak semua anak. Itu pun merupakan inisiatif guru tersebut bukan dari sekolah,'' imbuh dia.
Hanya saja, diakui Yulianto, memang pihak sekolah menginginkan pendampingan kepada siswa-siswinya, agar memperoleh pergaulan di komunitas yang tepat.
''Untuk selanjutnya bagi para korban, mereka akan diberikan pendampingan secara psikologis dan kami akan panggil orangtuanya. Keluhan dan hal sebagainya dari mereka, akan ditindaklanjuti,'' papar dia.
Ketua LBH Adhyaksa sekaligus kuasa hukum korban, Imamul Abror, mengatakan masih terus akan mengumpulkan bukti dan saksi-saksi agar bisa terus maju mendampingi para siswi yang menjadi korban pelecehan seksual.
Dirinya mengaku telah mendapatkan informasi jika jumlah korban mencapai hingga 20 orang lebih.
''Jumlah ini kemungkinan masih bisa bertambah, karena ada dugaan korban lainnya belum melaporkan. Berdasarkan kesaksian para korban, mereka diminta masuk secara sendiri dalam ruangan Bimbingan Konseling (BK) untuk diinterview dengan pertanyaan-pertanyaan yang menuju ke arah seksual, bukan mencari keterangan akan permasalahan tertentu,'' kata dia.
Masing-masing korban kemudian mengungkapkan kalau mereka sepertinya tidak sedang diinterview, namun tengah dihakimi dan dilecehkan secara verbal. Hal tersebut kemudian disampaikan ke orangtua korban, yang kemudian mendatangi LBH Adhyaksa untuk meminta pendampingan hukum.
''Orangtua korban memberi kuasa kami untuk mendampingi mereka, sehingga kami menemui kepala sekolah untuk mengkonfirmasi kejadian ini,'' ungkapnya.
Sementara itu, Kapolres Pekalongan Kota, AKBP Prayudha Widiatmoko ikut terjun menenangkan para siswa yang berdemo. Usai mendengar adanya aksi demo dari siswa SMAN 3 Pekalongan, sebagai bentuk solidaritas akan permasalahan yang dihadapi teman mereka.
Artikel Terkait
Dilirik Sejumlah Investor, Gedung Eks Sri Ratu dan Eks Atrium Kota Pekalongan di Jalan Merdeka Ditawarkan untuk Difungsikan Kembali
KPU Kota Pekalongan Telah Menetapkan Jumlah Daftar Pemilih Tetap di Kota Pekalongan untuk Pilwalkot 2024 Sebanyak 232.064 Pemilih
Salah Satu Calon Bupati Kudus Diduga Berstatus Mantan Napi, Pengamat: Tak Layak Jadi Pejabat dan Maju di Pilkada
Cegah Kebocoran PAD, Pemerintah Kota Pekalongan Dorong OPD Terapkan Penggunaan Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah
Lantik Pengurus PWI Periode 2024-2027, Wali Kota Pekalongan Minta Wartawan Senantiasa Jaga Marwah Profesi
Paslon Utama Nomor Urut 1 Prioritaskan Kepentingan Rakyat, Paslon Adjib Nomor Urut 2 Lanjutkan Peningkatan Pembangunan pada Periode Sebelumnya
Tagih Janji Pencairan Dana Simpanan di BMT An Naba, Para Anggota Kembali Harus Kecewa karena Pengurus Mangkir Hadir Saat Audiensi Bersama
Warga Wuled Gelar Aksi Demo Bertekad Menuntut Mundur Kadesnya, Diduga Telah Menyalahgunakan Wewenang dan Jabatan untuk Kepentingan Pribadi
KPU Fasilitasi 23.207 Alat Peraga Kampanye Bagi Masing-Masing Paslon, dan Diperbolehkan Cetak Mandiri Alat Peraga Kampanye 2 Kali Lipatnya
Diharapkan Segera Jalankan Fungsi dan Tugasnya, DPRD Kota Pekalongan Resmi Bentuk dan Tetapkan Alat Kelengkapan Dewan untuk Periode Jabatan 2024-2029