Lebih dari sekadar usaha, apa yang dilakukan Ibu Supartini merupakan bentuk nyata pemberdayaan masyarakat.
Ia menghidupkan harapan bagi banyak ibu rumah tangga dan perempuan difabel untuk tetap produktif dan berdaya. Tidak jarang ia juga diundang menjadi pelatih merajut di berbagai sekolah dan instansi pemerintahan.
PNM melalui program Mekaar telah berperan penting dalam mendukung perjalanan Ibu Supartini. Modal yang diberikan bukan hanya pinjaman, melainkan bahan bakar semangat untuk memberdayakan kembali mimpi-mimpi yang sempat runtuh.
Baca Juga: Tiga Dosen Psikologi USM Beri Penyuluhan tentang Pendampingan Tumbuh Kembang Anak
Kisah Ibu Supartini mengajarkan kita bahwa keterbatasan bukanlah akhir dari segalanya. Dengan ketekunan, keberanian, dan dukungan yang tepat, siapa pun bisa bangkit dan menjadi inspirasi bagi sekitarnya.
Artikel Terkait
Tiga Dosen Psikologi USM Beri Penyuluhan tentang Pendampingan Tumbuh Kembang Anak
Tingkatkan Literasi Ekonomi dan Numerasi Anak Diaspora, USM Gelar Simulasi Pasar Tradisional di Kuala Lumpur
Revitalisasi Lahan Eks Rob, Kota Pekalongan Berhasil Panen Perdana Padi Biosalin di Lahan Seluas 1,5 Hektar di Wilayah Klidungan Degayu
Agenda Terdekat, KONI Kota Pekalongan Akan Fokus pada Pembinaan Atlet dan Peningkatan Prestasi di Ajang Porprov XVII di Semarang Raya
Imigrasi Pemalang Ikuti Arahan Kakanwil Ditjenim Jateng dalam Rangka Penguatan dan Evaluasi Menuju WBBM
USM dan KU Leuven Kolaborasi dalam Program FIND4S untuk Sistem Pangan Berkelanjutan
Dosen Fakultas Ekonomi USM Gelar Kegiatan Pengabdian Masyarakat Tentang Penyuluhan Sertifikasi Halal Bagi Pelaku UMKM
Tim FH USM Berikan Penyuluhan Hukum ke 50 Siswa MAN 1 Kota Semarang
Pegadaian Kanwil Semarang Gelar Agen Pareto Meet Up Area Tegal, Hadirkan Agen Berprestasi Nasional
Dongkrak Pariwisata, Kota Semarang Jadi Anggota Aliansi Kota Jalur Sutra Maritim