''Selama ini, kebanyakan petani berusia cukup tua. Untuk itu, kami menawarkan sistem pertanian yang lebih cerdas, tidak bertele-tele, dan efisien, untuk menarik anak muda agar lebih tertarik bertani,'' ungkapnya.
''Teknik ini menggunakan otomatisasi melalui aplikasi tertentu untuk penyiraman dan pengaturan suhu sehingga bisa dikontrol melalui gadget, menjadikannya lebih praktis,'' kata Lili.
Pihaknya juga menyebutkan jika kegiatan dilakukan kerjasama dengan Fertindu untuk memastikan hasil panen melon dapat dipasarkan secara luas di pasar modern.
Diakuinya, dari 78 melon yang dipanen, ada setidaknya empat melon yang hasilnya tidak maksimal.
''Memang dalam menanam, kita harus merawatnya dengan lebih teliti dan dilakukan dengan kasih sayang. Apalagi sebenarnya dalam satu pohon itu ada beberapa buah, cuma memang yang lainnya harus dikorbankan dan dipilih satu buah yang terbaik, untuk mendapatkan hasil buah melon yang berkualitas dan memiliki berat ideal,'' tambah dia.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kota Pekalongan, Inggit Soraya, turut menyampaikan rasa bangganya atas keberhasilan panen ini. Menurut Inggit Soraya, terkadang ada kepuasan tersendiri bagi seseorang saat harus memetik buah dari hasil yang ditanamnya.
''Kita akhirnya dapat memanen buah melon dengan teknik Smart Farming yang ditanam sekitar tiga bulan. Harapan kami, teknik menanam ini bisa diterapkan lebih luas kepada masyarakat di Kota Pekalongan, agar optimalisasi lahan dapat diwujudkan,'' terang Inggit Soraya.
Melalui inovasi teknologi ini, Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan berharap dapat mengedukasi masyarakat dan generasi muda tentang pentingnya penerapan pertanian cerdas (Smart Farming).
Diharapkan mereka bersedia mengadopsi teknik dan cara menanam seperti ini, untuk menghasilkan produk hortikultura dengan nilai ekonomis tinggi. Langkah ini juga menjadi peluang dalam rangka untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk buah-buah impor.***