Masyarakat Sambut Positif Penanganan Krisis Pangan dengan Program Pendamping Beras

photo author
- Selasa, 10 Oktober 2023 | 09:33 WIB
Getuk, salah satu makanan pendamping beras yang banyak dijual di pasar tradisional di Kota Semarang.
Getuk, salah satu makanan pendamping beras yang banyak dijual di pasar tradisional di Kota Semarang.

KONTENJATENG.COM - Makanan pendamping beras akhir-akhir ini mulai banyak dibicarakan masyarakat Kota Semarang.

Hal itu setelah ancaman krisis pangan kembali menyeruak dan menjadi 'momok' mengerikan bagi negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.

Termasuk masalah dampak kemarau panjang yang membuat beberapa wilayah kekeringan, sehingga produksi pertanian pun menurun.

Baca Juga: Ular Masuk Rumah, Berikut Artinya Menurut Primbon Jawa: Akan Ada Orang Jagat Ingin Ganggu Keluarga?

Masyarakat pun didorong lebih memanfaatkan hasil pangan non-beras tersebut untuk menyikapi kemarau panjang ini.

Seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui Festival Pendamping Beras yang digelar Minggu (8/10/2023).

Dalam festival pangan alternatif itu dikenalkan ulang 10 bahan pendamping beras. Di antaranya, jagung, sukun, pisang, singkong, talas, ubi, porang, sagu, hanjeli, dan sorgum.

Gagasan Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau yang akrab disapa Mbak Ita tersebut disambut positif oleh banyak kalangan. Mufidatun (54), warga Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, misalnya.

Baca Juga: Tak Melulu Pertanda Kematian, Ada Beberapa Arti Suara Burung Gagak pada Malam Hari Menurut Primbon Jawa

Ibu tiga anak ini menyambut baik kampanye yang dilakukan oleh Pemkot Semarang yang dipimpin Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Menurutnya, makanan pendamping beras adalah alternatif yang mudah didapatkan. Tidak perlu membeli ke pasar, dirinya bisa mengambil di halaman rumahnya. Seperti sukun, pisang, dan singkong. Mufidatun mengaku, sedari dulu telah menanam jenis-jenis tanaman tersebut.

"Misal pun beli, kita bisa mendapatkannya tidak mahal. Toh cara memasaknya juga tidak susah," kata Mufidatun ditemui di rumahnya.

Harga beras yang tinggi ditambah musim kemarau dampak El Nino, kian menambah panjang persoalan ketahanan pangan. Dia mengakui bahwa dengan keadaan ini jika tidak segera diantisipasi akan membuat darurat pangan berkepanjangan.

Baca Juga: Ajak Warga Gunakan Kanal Aduan, Pemkot Gelar Kampanye Semarak Kanal Aduan Masyarakat yuksapambakita

"Belum lagi, katanya Rusia perang sama Ukraina dan ada juga perang Palestina sama Israel. Itu negara-negara kata Pak Jokowi juga sudah tidak kirim beras," tuturnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Arif Nugroho

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X