KONTENJATENG.COM – Sebanyak 50 investor Restoran Meatlovers Shabu and Barbeque diperkirakan mengalami kerugian total hingga 4,5 miliar rupiah akibat dugaan penipuan investasi yang dilakukan oleh pemilik restoran tersebut.
Restoran Meatlovers menggunakan sistem crowd funding untuk mengembangkan bisnis franchisenya di berbagai lokasi. Beberapa cabang restoran ini tersebar di Semarang, seperti di Jalan Supriadi, Jalan Setiabudi, Ngaliyan, Pamularsih, serta satu cabang di Kaliurang Yogyakarta.
Herdi Surya, salah satu investor yang mengalami kerugian sebesar 1 miliar rupiah, juga mengaku telah menginvestasikan dana sebesar 200 juta rupiah di Meatlovers Jalan Supriadi dan 150 juta rupiah di cabang Kaliurang Yogyakarta.
Baca Juga: Dosen Sistem Informasi USM Ikuti Pelatihan Asesor di LSP TRUST
"Saya juga melakukan investasi perorangan di Ngaliyan dan Jalan Setiabudi, Semarang, yang keduanya kini sudah ditutup. Mereka menjanjikan sistem autopilot, tapi kenyataannya jauh dari harapan. Dalam empat bulan terakhir, kami merugi," ujar Herdi pada Senin (1/7/2024).
Herdi menjelaskan bahwa Meatlovers di Jalan Setiabudi sudah berjalan selama satu setengah tahun. Sebelas bulan pertama cukup baik, namun kemudian terjadi ketidakseimbangan antara operasional dan pemasukan.
"Biaya operasional lebih besar daripada pemasukan, akhirnya saya tutup," tandas Herdi.
Herdi juga mengungkapkan adanya banyak pemborosan dalam pengeluaran, terutama dalam pembelian daging, dan dugaan harga daging yang tidak wajar.
Baca Juga: Inovasi Lathi dari Siswa MAN 1 Kota Semarang: Solusi Pembelajaran Huruf Hijaiyah bagi Tunanetra
Pernyataan Herdi didukung oleh Sofan Hasrin Pradana, investor lain yang juga mengalami kerugian di bisnis Meatlovers.
Herdi mengatakan bahwa baik pemilik maupun direktur restoran selalu menghindar ketika diajak berdiskusi mengenai kondisi keuangan restoran.
"Seharusnya bisnis franchise itu mudah untuk diajak berdiskusi bersama-sama, tapi ini malah terkesan menutup-nutupi," ujarnya.
Saat ditanya mengapa para investor mau menginvestasikan dana yang cukup besar, Sofan menjelaskan bahwa mereka tertarik dengan konsep autopilot yang dijanjikan.
"Itu yang membuat kami merasa tertipu, terutama karena ada uang belanja yang digunakan untuk keperluan pribadi. Seharusnya penggunaan uang investor diketahui bersama oleh para investor," jelasnya.
Artikel Terkait
Pilwalkot Semarang 2024, Elektabilitas Mbak Ita Unggul Tipis dari Yoyok Sukawi
PILWALKOT SEMARANG 2024: Pacu Elektabilitas, BEP Temui Tokoh-tokoh Masyarakat
PILWALKOT SEMARANG 2024: BEP Punya Slogan 'AYO' untuk Kota Semarang
Penghargaan Kalpataru untuk Petani Mangrove Sururi dari Semarang
Neo Candi Simpang Lima Semarang, Hadirkan Promosi Makanan Dan Minuman Terbaru
Segera Taubat ! Shalat Tidak Akan Diterima Selama 40 Hari Jika Masih Melakukan Dosa Ini Kata Buya Yahya
Dewi Aryani Suzana: Doa Bersama Lintas Agama Hari Bhayangkara ke-78 Jadi Simbol Kuatnya Hubungan Antar Umat Beragama
Pesan Buket Bunga Semarang Online Praktis dan Terpercaya
Inovasi Lathi dari Siswa MAN 1 Kota Semarang: Solusi Pembelajaran Huruf Hijaiyah bagi Tunanetra
Dosen Sistem Informasi USM Ikuti Pelatihan Asesor di LSP TRUST