Investasi Restoran Meatlovers Shabu and Barbeque, 50 Investor Rugi Hingga Rp4,5 Miliar

photo author
- Senin, 1 Juli 2024 | 20:48 WIB
Beberapa Investor Restoran Meatlovers Shabu and Barbeque saat diwawancarai oleh awak media.
Beberapa Investor Restoran Meatlovers Shabu and Barbeque saat diwawancarai oleh awak media.

KONTENJATENG.COM – Sebanyak 50 investor Restoran Meatlovers Shabu and Barbeque diperkirakan mengalami kerugian total hingga 4,5 miliar rupiah akibat dugaan penipuan investasi yang dilakukan oleh pemilik restoran tersebut.

Restoran Meatlovers menggunakan sistem crowd funding untuk mengembangkan bisnis franchisenya di berbagai lokasi. Beberapa cabang restoran ini tersebar di Semarang, seperti di Jalan Supriadi, Jalan Setiabudi, Ngaliyan, Pamularsih, serta satu cabang di Kaliurang Yogyakarta.

Herdi Surya, salah satu investor yang mengalami kerugian sebesar 1 miliar rupiah, juga mengaku telah menginvestasikan dana sebesar 200 juta rupiah di Meatlovers Jalan Supriadi dan 150 juta rupiah di cabang Kaliurang Yogyakarta.

Baca Juga: Dosen Sistem Informasi USM Ikuti Pelatihan Asesor di LSP TRUST

"Saya juga melakukan investasi perorangan di Ngaliyan dan Jalan Setiabudi, Semarang, yang keduanya kini sudah ditutup. Mereka menjanjikan sistem autopilot, tapi kenyataannya jauh dari harapan. Dalam empat bulan terakhir, kami merugi," ujar Herdi pada Senin (1/7/2024).

Herdi menjelaskan bahwa Meatlovers di Jalan Setiabudi sudah berjalan selama satu setengah tahun. Sebelas bulan pertama cukup baik, namun kemudian terjadi ketidakseimbangan antara operasional dan pemasukan.

"Biaya operasional lebih besar daripada pemasukan, akhirnya saya tutup," tandas Herdi.

Herdi juga mengungkapkan adanya banyak pemborosan dalam pengeluaran, terutama dalam pembelian daging, dan dugaan harga daging yang tidak wajar.

Baca Juga: Inovasi Lathi dari Siswa MAN 1 Kota Semarang: Solusi Pembelajaran Huruf Hijaiyah bagi Tunanetra

Pernyataan Herdi didukung oleh Sofan Hasrin Pradana, investor lain yang juga mengalami kerugian di bisnis Meatlovers.

Herdi mengatakan bahwa baik pemilik maupun direktur restoran selalu menghindar ketika diajak berdiskusi mengenai kondisi keuangan restoran.

"Seharusnya bisnis franchise itu mudah untuk diajak berdiskusi bersama-sama, tapi ini malah terkesan menutup-nutupi," ujarnya.

Baca Juga: Dewi Aryani Suzana: Doa Bersama Lintas Agama Hari Bhayangkara ke-78 Jadi Simbol Kuatnya Hubungan Antar Umat Beragama

Saat ditanya mengapa para investor mau menginvestasikan dana yang cukup besar, Sofan menjelaskan bahwa mereka tertarik dengan konsep autopilot yang dijanjikan.

"Itu yang membuat kami merasa tertipu, terutama karena ada uang belanja yang digunakan untuk keperluan pribadi. Seharusnya penggunaan uang investor diketahui bersama oleh para investor," jelasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Arif Nugroho

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X