KONTENJATENG.COM - Pemerintah Kota Semarang melakukan audiensi dengan tim Asian Development Bank (ADB) terkait proyek Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) di Semarang. Proyek ini merupakan bagian dari program Citywide Inclusive Sanitation Project yang dicanangkan oleh ADB.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menyatakan bahwa ADB menyediakan bantuan pinjaman sebesar 400 juta USD untuk mendukung pembangunan SPALD-T di tiga kota: Semarang, Pontianak, dan Mataram. Dari total pinjaman tersebut, Semarang mendapatkan alokasi terbesar yaitu 201 juta USD.
"Kami telah menyusun dokumen-dokumen sejak April lalu. Pada bulan Juni, proses lelang akan dilaksanakan. Diharapkan pada tahun 2025 pembangunan fisik atau groundbreaking sudah dimulai," ujar Hevearita, yang akrab disapa Mbak Ita, di Situation Room (Sitroom) Balai Kota Semarang.
Pembangunan SPALD-T di Semarang mencakup jaringan perpipaan sepanjang 111,6 kilometer yang akan melayani sekitar 688 ribu jiwa. Tahap awal pilot project ini akan mencakup 4.352 unit.
Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan capaian sanitasi aman yang telah ditargetkan dalam RPJMN. SPALD-T akan mengalirkan air limbah domestik secara kolektif ke sub-sistem pengolahan terpusat, yang diharapkan dapat mengurangi potensi pencemaran lingkungan.
Beberapa tahapan penting telah diselesaikan oleh Pemkot Semarang, termasuk penyusunan peraturan daerah tentang limbah domestik dan pembebasan lahan. Pada tahun 2021, dokumen LARAP, AMDAL, dan DED telah dilengkapi, dan pada tahun 2022, Naskah Akademik Kelembagaan serta Pembebasan Lahan telah diselesaikan.
Pada tahun 2023, Pemkot Semarang dan Direktur Sanitasi telah menandatangani Nota Kesepakatan dan mengesahkan Perda Pengelolaan Air Limbah Domestik. Namun, akan ada adendum untuk AMDAL karena adanya perubahan jalur.
"Proyek ini direncanakan selesai secara bertahap dari 2024 hingga 2030," jelas Mbak Ita.
Mbak Ita juga menekankan pentingnya koordinasi dengan berbagai stakeholder karena jaringan perpipaan akan bersinggungan dengan jalur kereta, gas, dan infrastruktur lainnya. Publikasi dan sosialisasi program ini akan terus digencarkan untuk memastikan partisipasi dan dukungan masyarakat.
Selain itu, dinas terkait diharapkan menyiapkan anggaran untuk perbaikan infrastruktur setelah proyek selesai. Kolaborasi yang baik diperlukan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam proses pembangunan.
Kuswara, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, menyatakan bahwa proyek ini akan mencakup 13 kelurahan di empat kecamatan: Semarang Tengah, Semarang Timur, Semarang Selatan, dan Genuk, dengan lokasi IPAL di Banjardowo.
Menurut Kuswara, IPAL komunal memiliki keunggulan dalam pengelolaan limbah dibandingkan IPAL individu karena langsung dialirkan ke saluran IPAL tanpa disimpan di rumah, sehingga mengurangi potensi pencemaran.