Kreatif! Pelaku UMKM Semarang Dirikan Grosir Daging Fresh Flesh

photo author
- Jumat, 10 September 2021 | 00:00 WIB
Wakil Walikota Semarang Hevearita G Rahayu saat mengunjungi Fresh Flesh grosir daging ciptaan pelaku UMKM./
Wakil Walikota Semarang Hevearita G Rahayu saat mengunjungi Fresh Flesh grosir daging ciptaan pelaku UMKM./

Baca Juga: 6 Tips Lolos Seleksi Kartu Prakerja Gelombang 20, Nomor 1 Wajib!

Di Fresh Flesh juga terlihat bukan hanya sebagai grosir daging, gerai ini juga bersiap untuk menjadi jujugan destinasi wisata kuliner karena banyak produk kuliner jajanan khas Semarang dari para UMKM.

“Pastinya kunjungan wisatawan yang lagi di Semarang bisa dimampirkan ke Fresh Flesh karena semua oleh-oleh tersedia dan tempatnya nyaman,” katanya.

Andi Wijaya, Owner Fresh Flesh mengakui jika pandemi mengantam para UMKM, namun dia tidak mau kalah dan ambruk.

Bersama para UMKM lainnya, dengan inisiatif bersama Pemkot Semarang menggandeng para UMKM untuk ikut terlibat dalam berdirinya Fresh Flesh.

Baca Juga: Kalah Mewah, Risma Temukan Penerima Bansos Rumahnya Mewah

“Kita belajar menbangkitkan usahanya, di saat pandemi tetap ada market, saya tidak mau terpuruk. Kita malah buka gerai dan ternyata market sahre food beverage luar biasa,” katanya.

Selain menjual daging dan peroduk UMKM lainnya, pihaknya menyediakan layanan pembelian online, dan disambut pasar dengan baik.

“Lewat online kita kerjasama dengan Go Food, Shopee, Gojek dan ongkos kirim kita free kan. Ternyata pasar menerima dengan baik,” katanya.

Di tempatnya juga menyediakan aneka sayuran, beras dan telur untuk kebutuhan harian.

“Suplier kita dari UMKM, jajanan juga, tapi dengan kurasi ketat, terutama stok dan kualitas karena kita akan buka juga di kota lain seperti Bandung, Jogja, dan lainnya,” terangnya.

Baca Juga: Kode Redeem FF 10 September 2021, Ada 19.999 Diamond Gratis dan M1887 Rapper Underworld

Soal harga, dia menjamin dengan kualitas daging dari lokal UMKM dan juga daging import. Di Fresh Flesh harga daging cukup terjangkau dari mulai Rp 70 ribu perkilo.

“Kenapa impor karena agar masyarakat tidak melihat daging itu mahal, makanya kami lakukan substitusi agar harga tidak fluktuatif tinggi,” katanya. ***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Arif Nugroho

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X