ekonomi

Pernah Gagal dan Rugi Besar, Santri Asal Brebes Ini Sukses Jual Jamur Crispy Tembus Ke Hongkong

Selasa, 10 Agustus 2021 | 15:05 WIB
Santri Anidhom Nurul Hudha Brebes itu harus jatuh bangun dan mengalami kegagalan dengan kerugian yang besar. Namun kegagalan tersebut justru membuatnya terlecut untuk terus menekuni budidaya jamur. /

KONTENJATENG.COM – Jamur saat ini telah menjadi menu kuliner yang digandrungi masyarakat Indonesia. Dengan jamur, seorang santri asal Kabupaten Brebes sukses menekuni budidaya jamur hingga menembus ke pasar Hongkong.

Santri yang bernama Mahali ini awalnya harus jatuh bangun dan mengalami kegagalan dengan kerugian yang besar. Namun kegagalan tersebut justru membuatnya terlecut untuk terus menekuni budidaya jamur.

Untuk lebih lengkapnya perjalanan kesuksesan Mahali, simak hasil tulisan sang penulis Sri Yatni di kabartegal.com :

Mahali mengalawi kesuksesan dengan merangkak dari pembibitan, memproduksi, hingga mengelola market dari bakal jamur, sate jamur dan Jamur Crispy. Meskipun awalnya, Santri Anidhom Nurul Hudha Brebes itu harus jatuh bangun dan mengalami kegagalan.

Baca Juga: Menunggu Ketersediaan Vaksin, Ini Dia Sentra Vaksin Di Kota Semarang Yang Masih Ditunda

“Awalnya, saya gagal beberapa kali dalam budidaya jamur ini,” ungkap Mahali mengawali perbincangan di rumah produksinya, di RT 04/RW IV Desa Dukuhtengah, Ketanggungan, Brebes, Selasa 20 Oktober 2020.

Mahali yang lahir di Brebes 8 April 1978 itu berkeyakinan, tantangan apapun harus dilalui untuk mencapai tujuan. Termasuk dalam bisnis pembudidayaan jamur, dia gigih untuk bisa sukses. Pasalnya, kebutuhan jamur sebagai makanan ringan dan sayur sangat dibutuhkan masyarakat, terutama di wilayah Kecamatan Ketanggungan.

Menurutnya, kebutuhan jamur di Pasar Ketanggungan ternyata dipasok dari Purwokerto dan Kuningan Jawa Barat. Jadi, sesampainya di pasar Ketanggungan sudah layu. Membaca peluang yang prospek, Mahali pun akhirnya fokus budidaya jamur untuk memasok kebutuhan jamur di daerahnya.

“Saya berusaha memenuhi kebutuhan Jamur untuk Ketanggungan, dan Alhamdulillah lancar,” ungkap suami dari Nur Utami.

Sebagai Santri, Mahali masuk pesantren di Ponpes Anidhom Nurul Huda Gamprit Brebes sejak kelas 1 SMA 1 Brebes. Sedangkan ketrampilan budidaya jamur, dia dapatkan ketika mondok di pesantren Rianatutholibin Majenang Cilacap.

Baca Juga: Dewi Aryani Ajak Para Pedagang Hentikan Penggunaan Kertas Koran dan Kantong Plastik Untuk Pembungkus Makanan

Saat itu, dia menjadi utusan pondok untuk mengikuti pelatihan budidaya jamur di Universitas Jendral Soedirman (Unsoed) Purwokerto pada tahun 2000. Belum sempat dikembangkan di pondoknya, Mahali pindah ke pesantren Al Fadlu Kaliwungu Kendal untuk mempelajari ilmu Alat selama 2000-2003. Berikutnya, pindah ke pondok Al Hidayah Cisantri, Pandeglang Banten 2003-2005.

Selepas mondok, barulah Mahali mencoba-coba menerapkan ilmu budidaya jamur dirumahnya Desa Dukuhbadag, Ketanggungan sembari mengamalkan ilmu nyantrinya di MI Tarbiyatul Sibyan di desanya.

“Karena saya coba-coba dan kurang fokus serta cuaca dan suhu yang kurang mendukung, maka selalu mengalami kegagalan,” ungkap ayah dari Sahya Aqila Nur Ali (8 th) dan Moh Hadziq Sakho Nur Ali (2 bln).

Tak patah arang, Mahali mencari ilmu lewat youtube, facebook dan tutorial dengan temen-temen FB serta berkunjung langsung ke rumah produksi sejawatnya.

Halaman:

Tags

Terkini