KONTENJATENG.COM - Baru-baru ini, Komisi B DPRD Jateng berkesempatan mengunjungi Desa Sanggang di Kecamatan Bulu yang menjadi pusat percontohan pembudidayaan kelapa genjah.
Kunjungan itu diharapkan menjadi bentuk dukungan DPRD Jateng dalam program pemerintah.
“Setidaknya, ini (kunjungan) sebagai bentuk fokus dari dukungan perda pada pemanfaatan industri pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan saat ini sedang gencar digalakkan,” ungkap Wakil Ketua Komisi B DPRD Jateng Sri Marnyuni.
Sebagai informasi, ada 100.000 batang kelapa genjah telah dibudidayakan oleh warga Desa Sanggang.
Kabupaten Sukoharjo mendapatkan bantuan program percontohan pembibitan kelapa genjah dengan jumlah 100.000 batang.
Varietas kelapa genjah dikenal dengan citarasa manis dan air kelapa beraroma pandan.
Selain itu, produksi nira dari tandan kelapa genjah dapat dimanfaatkan sebagai produksi gula semut dengan kualitas unggulan.
“Adanya kelapa genjah menjadi harapan baru penggerak roda perekonomian di desa. Pembibitan awal kelapa genjah juga menjadi harapan baru masyarakat desa untuk menggerak roda perekonomian. Sehingga, setiap wilayah mempunyai ciri khas untuk mengembangkan produk hasil bumi. Diharapkan, dengan adanya kelapa genjah, bila sudah panen dan menghasilkan produk unggulan, bisa menjadi jembatan pengelolaan benih-benih secara baik mulai dari pembibitan hingga industri hulu dan hilir,” terang legislator asal PAN itu.
Baca Juga: PMI Gelar Apel Relawan 2022
Menanggapinya, Kepala Dinas Pertanian & Perikanan Kabupaten Sukoharjo Bagas menyatakan adanya program pembibitan kelapa genjah di Desa Sanggah merupakan pilihan yang tepat.
Lahan di Sukoharjo cukup luas sehingga terpilih dalam program prioritas pertanian.
Baca Juga: Rayakan Natal bersama Forkompinda Jateng
“Kabupaten Sukoharjo sendiri memiliki lahan seluas 22.000 hektare area persawahan. Pada Maret lalu, mendapatkan program pembibitan kelapa genjah untuk lahan seluas 1.000 ha. Di setiap hektare dapat ditanami 100 batang benih, itu adalah wujud pencanangan sejuta kelapa genjah di Indonesia. Dan, dengan jangka waktu 2 sampai 3 tahun sudah dapat dipanen,” kata Bagas. (**)
Artikel Terkait
Kaum Muda Jangan Malu Jadi Petani !!
KARANGANYAR GUDANGNYA SENI TRADISIONAL
Anda Penyuka Paralayang? UJI ADRENALIN DI DESA WISATA SEGOROGUNUNG
Wow, Sekarang Ada Parlemen Remaja! Seperti Apa, SIMAK DISINI!!
INGAT!! Jalak Bali Perlu Kembali ke Habitatnya
Rayakan Natal bersama Forkompinda Jateng
PMI Gelar Apel Relawan 2022
Libur Nataru, Pekerjaan Fisik Dihentikan, Mobilitas Biar Lancar
Hadapi Libur Nataru, Layanan KA di Stasiun Tugu Dioptimalkan