PPKM Diperpanjang, Peternak Bebek di Sragen Terpaksa Jual Bebeknya Jauh Dari Harga Pasar

photo author
- Kamis, 12 Agustus 2021 | 16:05 WIB
Foto Ilustrasi Bebek Kutub Eider. /Pixabay/Anne-Ed C.
Foto Ilustrasi Bebek Kutub Eider. /Pixabay/Anne-Ed C.

KONTENJATENG.COM – Para peternak bebek di Sragen terpaksa menjual bebeknya dengan setengah harga kepada para pelanggan.

Kondisi ini disebabkan karena pandemi Covid-19 yang belum selesai sehingga berdampak buruk terhadap bisnis mereka.

Dilansir dari akun Instagram @aboutsragen, berikut ini peternak bebek di Sragen beberkan alasannya.

Selain adanya pandemi covid-19, ternyata pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 yang masih diperpanjang membuat resah para peternak.

Akhirnya bukan keuntungan yang didapatkan namun kerugian yang diperoleh. Ditambah lagi harga pakan hingga biaya pemeliharaan yang terlampau tinggi membuat para peternak harus menanggung akibatnya.

Baca Juga: Warga Jakarta Sudah Boleh Gunakan Sarana Olahraga Saat PPKM, Begini Syaratnya Kata Anies Baswedan

Seperti yang dialami para peternak yang berada di sentra bebek Dukuh Kayen, Desa Celep, Kedawung, Sragen. Setidaknya ada 20 peternak yang mulai memutuskan berhenti dari sektor peternakan.

Bahkan ada banyak peternak lain yang mulai merasakan dampak rugi atas usaha peternakan yang dijalani.

Agar tidak merugi besar, para peternak pun mulai memutuskan untuk segera menjual bebeknya dengan harga di jauh pasaran. Wiyono selaku peternak di Sragen mengatakan kondisinya memang memprihatinkan.

Menurutnya, kebijakan PPKM Level 4 tidak memberikan dampak baik sama sekali malah membuat penjualan bebek menjadi turun drastis. Bahkan warung makan yang biasanya berjualan bebek, sejak PPKM sudah ditutup dan sementara tidak berjualan.

Baca Juga: Selain Nevertheless, Berikut 4 Film Korea Yang Kerap Mempertontonkan Adegan Dewasa dan Perselingkuhan

Hal inilah yang membuat bebek yang seharusnya layak pakai jadi tidak laku dijual. Padahal sudah banyak pembiayaannya mulai dari membeli pakan hingga pemeliharaan secara rutin.

“Kalau waktu normal, sehari kita mampu menjual 500 ekor. Saat PPKM saat ini hanya mampu menjual maksimal 300 ekor. Karena pemilik rumah makan memang tak bisa menjual dagangan mereka,” katanya saat ditemui wartawan pada hari Kamis 5 Agustus 2021.

Wiyono pun mengatakan di masa normal bebeknya bisa laku sampai Rp27.000 per kilogram saja. Tetapi sejak PPKM berlangsung, bebek anjlok di angka Rp21.000 per kilogram saja.

Tidak jarang, para pelanggan membelinya dalam skala kecil saja. Sedangkan untuk pembelian pabrik hanya mencapai Rp19.000 per kilogram.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Otong Fajari

Sumber: sragenupdate

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X