KONTENJATENG.COM - Kualitas air sangat penting untuk kesehatan ekosistem, konsumsi manusia dan kelangsungan hidup, serta keberlanjutan pertnaian dan industri.
Air tidak hanya penting untuk kehidupan dan perkembangan, tetapi juga penting untuk menjaga ekosistem dan industri.
Namun, meningkatnya polusi dan perubahan iklim menimbulkan ancaman signifikan terhadap ketersediaan dan kualitas air di seluruh dunia.
Hal inilah yang mendorong dosen Teknik Infortmatika Universitas Muria Kudus (UMK) Wibowo Harry Sugiharto melakuakn penelitian disertasi dengan judul “Kerangka Kerja Pemantauan Kualitas Air Berbasis IoT untuk Mitigasi dan Deteksi Dini Pencemaran Air Memanfaatkan Model IKA Baru” dan mengantarkannya meraih gelar Doktor pada Program Studi Doktor Sistem Informasi (DSI) Undip.
Dr. Wibowo Harry Sugiharto, S.Kom, M.Kom berhasil meraih gelar dokto usai mempertahankan disertasinya pada ujian terbuka dihadapan para penguji di Gedung Pascasrajana Undip pada Jum’at, 7 Februari 2025.
Bertindak sebagai penguji Prof. Dr. rer. nat. Heru Susanto, ST, MM, MT (Promotor ) Agung Budi Prasetijo, S.T., M.IT, Ph.D (Co Promotor) Prof. Ir. Muhammad Nizam, S.T., M.T., Ph.D., IPM (Penguji Eksternal / Universitas Sebelas Maret Surakarta) Prof. Dr. Ir. Purwanto, DEA. (Penguji 1 ) Dinar Mutiara Kusumo Nugraheni, S.T., M.InfoTech.(Comp)., Ph.D. (Penguji 2), dan Prof. Dr. Rahmat Gernowo, M.Si (Kaprodi Doktor Sistem Informasi).
Baca Juga: Hadiri Paripurna Terakhir, Mbak Ita Pamit dan Ucapkan Terima Kasih Kepada Dewan dan Masyarakat
Menurut Dr. Wibowo Harry Sugiharto, S.Kom, M.Kom bahwa disertasi ini membahas pengembangan kerangka kerja IoT berbasis model matematis untuk pemantauan kualitas air secara real-time.
“Penelitian ini mengusulkan model Indeks Kualitas Air (IKA) Baru yang mencakup lima langkah utama yaitu pengembangan sistem IoT, integrasi model IKA dengan data sensor real-time, normalisasi data menggunakan curve fitting Gaussian dan polinomial, pembobotan parameter dengan metode AHP, serta pengujian integrasi system,” ungkap Dr. Wibowo Harry.
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Gaussian memiliki akurasi 97,54% serta waktu eksekusi 83,55% lebih cepat dibandingkan interpolasi linier, sementara pembobotan parameter dengan AHP menunjukkan pendekatan pengelompokan lebih konsisten dengan rasio konsistensi 0,02 dibandingkan individual 0,08,” tambahnya.
Baca Juga: Panasnya Perseteruan Razman Arif dan Hotman Paris di Sidang, Hotman: Wamenko Hukum Siap Bersaksi
Uji coba integras berhasil mengakuisisi 6.779 data dan membuktikan bahwa sistem mampu mendeteksi perubahan parameter air secara efektif untuk mitigasi pencemaran.
Penerapan teknologi IoT dalam pemantauan kualitas air memungkinkan deteksi perubahan secara real-time, mendukung pengambilan keputusan yang lebih sehingga mempercepat mitigasi terhadap kondisi lingkungan yang memburuk.
Lebih lanjut Dr. Wibowo Harry menambahkan bawha model Matematis seperti Indeks Kualitas Air atau IKA memiliki beberapa keunggulan utama. Model ini ringan, transparan, dan fleksibel, sehingga mudah diadaptasi untuk berbagai kebutuhan.