KONTENJATENG.COM - Hujan mengguyur Wringinanom, baru-baru ini. Meski kondisi cuaca tak menentu, animo warga melihat pergelaran kesenian kuda kepang dan Tari Topeng tak surut.
Alunan kempung dan bonang menyemarakkan suasana malam di Kecamatan Kretek Kabupaten Wonosobo.
Sesekali bunyi cetar-ceter pecut dilecutkan dan sejumlah penari jaran kepang mulai berlanggak lenggok sambil membawa 'kuda' yang terbuat dari anyaman bambu.
Gemerincing gelang di pergelangan kaki turut menyumbangkan suara harmoni.
Anggota DPRD Jateng Akhmad Fadlun mengaku bangga dengan semangat warga dalam berkesenian, meski mereka hanya menonton.
Diakuinya, Wringinanom sejak dulu kesohor sebagai markas kesenian kuda kepang dan tari topeng.
“Jadi, kalau ada pertunjukkan kuda kepang, selalu penontonnya berjubel,” ucap Anggota Komisi E DPRD Jateng itu mengawali kata pengantarnya dalam rangkaian acara 'Dialog Media Tradisional'/ Dialog Metra.
Ia menilai kesenian merupakan ekspresi jiwa yang dapat membuat fresh kembali. Namun, ketika memilih untuk berkesenian, diharapkan tak perlu mengotak-kotak, apalagi menganggap kesenian lainnya tidak bagus.
“Ayo kitanlestarikan, uri-uri dan diuripi kesenian daerah,” pesannya.
Sementara, Budayawan Wonosobo Slamet Suripto atau Ki Ripto mengungkapkan sebenarnya Tari Kuda Kepang diciptakan untuk penggambaran sosok prajurit yang gagah.
Para penarinya kebanyakan pria dan seiring perkembangan zaman, perempuan pun diperbolehkan menari kuda kepang.
“Seperti saat ini, ada sembilan penari perempuan yang lincah dan energik memainkan kuda kepang,” kata Ki Ripto. (**)
Artikel Terkait
Rayakan Natal bersama Forkompinda Jateng
PMI Gelar Apel Relawan 2022
Libur Nataru, Pekerjaan Fisik Dihentikan, Mobilitas Biar Lancar
Hadapi Libur Nataru, Layanan KA di Stasiun Tugu Dioptimalkan
Mengintip Rapinya Pengelolaan Museum HM. Soeharto
Ayo, Budidaya Kelapa Genjah! LEBIH LAKU DI PASARAN!
Orang Banyumas Jangan Lupakan Kesenian Ebeg Banyumasan
WOW!! Desa Banyubiru Jadi Percontohan Desa AntiKorupsi