KONTENJATENG.OM - Pemkot Semarang terus memacu upayanya untuk mengurangi kawasan kumuh di kota ini.
Pada tahun 2023, mereka mencatat sukses besar dengan menghilangkan 192 hektar kawasan kumuh, namun hal ini tidak menghentikan langkah mereka.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau yang lebih dikenal sebagai Mbak Ita, mengungkapkan bahwa berbagai strategi telah diterapkan untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, nyaman, dan tangguh terhadap bencana serta perubahan iklim.
Baca Juga: Jasa Raharja Jamin Seluruh Korban yang Tertabrak Bus Pariwisata di Kota Batu
“Kami berkomitmen untuk terus mengurangi kawasan kumuh hingga mencapai 0 persen. Di tahun 2024 ini, menyisakan 44 hektar kawasan kumuh dari total seluas 431 hektare,” ujar Mbak Ita.
Pernyataan ini disampaikan saat presentasi penilaian nominasi Lomba Hari Habitat Provinsi Jawa Tengah 2025 di Hotel Khas.
Sebagai kota pesisir dengan pertumbuhan yang dinamis, Semarang mengandalkan inovasi dalam penanganan kawasan kumuh, memanfaatkan lahan tidur, serta menjaga wilayah yang sudah bersih dari kekumuhan.
Di wilayah Kelurahan Tugu, Mangkang Wetan, dan Mangunharjo, Pemkot telah menyelesaikan normalisasi Sungai Bringin dan akan melanjutkan dengan Sungai Plumbon.
Selain itu, pengelolaan sampah, rehabilitasi kawasan mangrove, perbaikan infrastruktur jalan, program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), dan peningkatan infrastruktur irigasi juga dioptimalkan.
Sebagai bagian dari adaptasi iklim, Pemkot melakukan panen air hujan, resapan air biopori, serta penanaman hidroponik dan aquaponik dengan memanfaatkan air limbah. Penanaman padi biosalin juga dilakukan untuk meningkatkan produktivitas lahan payau.
Di ranah regulasi, Pemkot Semarang mengesahkan Perda Penyelenggaraan Kawasan Perumahan dan Permukiman untuk pencegahan dan mitigasi bencana.
“Keberhasilan di wilayah Tugu ini adalah hasil kerja keras seluruh pihak, baik dari pemerintah, masyarakat, maupun mitra lainnya. Kami optimis kawasan kumuh dapat berkurang hingga 0 persen di masa mendatang termasuk melalui kepemimpinan yang baru,” tegas Mbak Ita.
Kolaborasi antara masyarakat, Bank Sampah Mawar Merah, Bapak Sururi dengan rehabilitasi mangrove yang dianugerahi Kalpataru, BRIN, kementerian, lembaga, akademisi, serta pengusaha dan perbankan, membuat Pemkot optimis bisa menyelesaikan masalah kekumuhan dan menjadikan wilayah lebih layak huni.
Artikel Terkait
Biaya Haji Indonesia 2025 Turun, Simak Detail Penurunan dengan Tahun Lalu
PSSI Ganti Pelatih: Alasan Shin Tae Yong Diganti dan Kehadiran Patrick Kluivert
Move On dari STY, Coach Justin Ajak Suporter Dukung Kluivert untuk Timnas Indonesia
Istri Tersangka Kasus Suap Ronald Tannur Curhat Saldo ATM Nol Rupiah
Anwar Usman Sakit, Sidang Sengketa Pilkada 2024 di MK Dijadwal Ulang
Kebiasaan Boros dan Dampaknya pada Kesehatan Mental yang Perlu Anda Ketahui
Alasan Susu Tidak Selalu Ada dalam Menu Program Makan Bergizi Gratis
Siap untuk Kejurda, Bupati Pekalongan Fadia Arafiq Tinjau Langsung Sirkuit Balap Motor Kedungwuni yang Telah Selesai Pembangunan untuk Tahap Pertama
KPU Segera Usulkan ke DPRD Guna Proses Pelantikan, Usai Tetapkan Pasangan Aaf dan Balgis Jadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pekalongan Terpilih
Jasa Raharja Jamin Seluruh Korban yang Tertabrak Bus Pariwisata di Kota Batu