KONTENJATENG.COM — Universitas Semarang (USM) melalui Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Hibah Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) 2025, memperkenalkan inovasi teknologi tepat guna untuk Kelompok Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) Desa Tamangede, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal, pada hari Rabu (13/08/2025).
Dalam program ini, kelompok tani menerima mesin rice milling multifungsi berbasis Internet of Things (IoT) yang tidak hanya menggiling padi menjadi beras, tetapi juga mampu memproduksi tepung beras dan bekatul berkualitas tinggi.
Kegiatan yang dipimpin oleh Prof Dr Ir Mudjiastuti Handajani bersama Dr Ir Andi Kurniawan Nugroho ST MT dan Dr H Muhammad Ikhsan Setiawan ST MT dan turut melibatkan mahasiswa Program Studi Teknik Elektro USM.
Mereka memberikan pelatihan langsung mulai dari pengoperasian mesin, perawatan rutin, hingga strategi pemasaran digital untuk hasil olahan. Mesin rice milling yang diserahkan bukan mesin biasa. Perangkat ini dilengkapi sensor suhu, sensor kelembaban, dan sensor berat yang terintegrasi ke sistem IoT, sehingga proses penggilingan dapat dimonitor secara real-time melalui smartphone atau komputer. Teknologi ini memastikan kualitas beras, tepung, dan bekatul tetap konsisten, sekaligus mencatat data produksi secara otomatis untuk keperluan evaluasi dan manajemen usaha.
“Dengan IoT, operator bisa memantau kinerja mesin kapan saja dan di mana saja. Data suhu, kelembaban, hingga berat hasil giling langsung terekam digital, sehingga proses menjadi lebih presisi dan efisien,” jelas Dr Andi Kurniawan Nugroho, salah satu anggota tim pelaksana.
Selain teknologi pemantauan canggih, mesin ini juga didukung tenaga penggerak ganda: mesin bensin berkapasitas 7 HP dan panel surya yang terhubung ke baterai. Sistem hybrid ini memberi fleksibilitas penggunaan, menghemat biaya operasional, dan memungkinkan mesin tetap berfungsi meski pasokan bensin atau listrik terbatas.
Ketua Kelompok Pekka Desa Tamangede, Retno Juharni, mengaku antusias dengan bantuan teknologi ini.
“Dulu kami harus antri di penggilingan luar desa dan biaya operasional tinggi. Sekarang, dengan mesin ini, proses lebih cepat, hemat biaya, dan hasilnya berkualitas. Bahkan kami punya peluang usaha baru ari tepung dan bekatul,” ujarnya.
Program ini tidak hanya memberikan peralatan, tetapi juga membekali warga dengan keterampilan bisnis, mulai dari pengemasan higienis, pembuatan label, hingga pemasaran online. Dengan demikian, warga dapat meningkatkan nilai jual produk sekaligus memperluas pasar.
“Kami berharap teknologi ini menjadi pemicu lahirnya kemandirian ekonomi desa yang berkelanjutan. Ini juga bagian dari komitmen USM untuk menjalankan Tridharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam pengabdian kepada masyarakat,” kata Prof Mudji.
Inovasi rice milling cerdas berbasis IoT ini menjadi contoh nyata bagaimana sinergi perguruan tinggi, teknologi, dan masyarakat dapat menciptakan solusi praktis yang berdampak langsung, sekaligus mempersiapkan desa menuju era pertanian 4.0.
Artikel Terkait
Pencairan Bantuan Operasional RT, Pakar Kebijakan Publik : Jadi Momentum Bangun Demokrasi Aspirasi Komunal Warga Semarang
SDN Sendangmulyo 04 dan SDN Klepu 03 Sabet Gelar Juara di MilkLife Soccer Challenge Semarang 2025
Wakil Ketua DPRD Jateng Dorong Pemda Lakukan Pembinaan Calon Pekerja Migran
Jateng Kembali Raih Penghargaan Provinsi Layak Anak, M Saleh Beri Apresiasi
CATAT! Daftar Harga Produk Starvie Indonesia
Mahasiswa Asing Ikuti Program SDGs 8 di Universitas Semarang
Dikabarkan Bakal Ada Pembahasan Terkait Kenaikan Gaji ASN di Pidato Presiden Prabowo, Begini Keterangan dari Istana Negara
Ketua Komisi XIII DPR RI Willy Aditya Sebut Pembayaran Royalti Musik di Acara Pernikahan Tak Sesuai Kultur Indonesia
Malaysia-Brunei-Indonesia Siap Terkoneksi dengan Jalur Rel Cepat Kereta Api, Studi Kelayakan Trans Borneo Ini Ditarget Selesai Akhir 2026
Investor China Ramai-ramai Mulai Pindahkan Rencana Investasi ke Indonesia demi Hindari Tarif Dagang AS